Saya berapa kali membaca dan mendengar cerita ini, walaupun udah sering tapi tetep suka dan mikir he he So....daripada keseringan mikir saya tulis aja deh disini :D
Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama, atau siapapun yang bisa menjawab pertanyaannya. Akhirnya sang pemuda menemukan seorang bijak, Ia pun bertanya ;
"Siapa anda? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?"
"Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan berusaha menjawab pertanyaan anda,"jawab orang bijak itu.
"Anda yakin? Bahkan profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya."
"Saya akan memcoba sejauh kemampuan saya."
"Saya punya tiga buah pertanyaan:
1) Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya?
2) Apa yang dinamakan takdir?
3) Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu hal itu tidak menyakitkan bagi setan, sebab keduanya memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak berpikir sejauh itu? "
Tiba-tiba si bijak menampar pipi anak muda itu dengan keras. Pemuda itu tentu saja kaget bukan kepalang.
"Kenapa anda marah kepada saya," tanyanya sambil memegang pipinya yang terasa sakit.
"Saya tidak marah. Tamparan itu adalah jawaban saya atas ketiga pertanyaanmu,"jawab si bijak dengan tenang.
"Saya tidak mengerti,"si pemuda merasa heran.
"Bagaimana rasanya tamparan saya?"
"Jelas sakit."
"Jadi kamu percaya bahwa sakit itu ada?"
"Tentu saja."
"Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!"
"Saya tidak bisa."
"Itulah jawaban saya atas pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujud-Nya."
"Apakah tadi malam kamu bermimpi akan menerima tamparan dari saya hari ini?" Tanya si bijak lagi.
"Tidak,"si pemuda menggeleng."
"Itulah yang dinamakan takdir."
Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar kamu?" Si bijak kembali bertanya.
"Dari kulit,"jawab si pemuda.
"Terbuat dari apa pipi kamu?"
"Dari kulit juga."
"Bagaimana rasanya tamparan saya?"
"Sakit."
"Walaupun setan dan neraka sama-sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat yang menyakitkan bagi setan."
(Dikutip dari "Ketika Allah Menguji Kita" , Alwi Alatas)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar