Hanya Doa Yang Terucap
Ketika Rindu Menjadi Saksi
Kami Semua Mencintaimu
(Mak Angah disebelah Mbak Nung yang jilbab orange)
Mak Angah panggilan buat kakak mama, nama beken lainnya Nenek Solo, karena tinggal di Solo, tapi domisili terakhir di Pekanbaru bersama anak perempuannya Kak Meini. Hari kamis tanggal 20 Oktober sekitar pukul dua malam, Mak Angah mengakhiri hubungannya dengan dunia di RS Awal Bros Pekanbaru. Setelah hampir 3 minggu di rawat karena serangan stroke. Sedih pasti karena kehilangan orang yang dekat dihati. Dulu selama kuliah di Yogya, saya sering bolak balik Yogya Solo, sebagaimana kebiasaan anak kos pada umumnya pulang ke Solo sama dengan perbaikan gizi :) . Kehidupan Mak Angah sederhana, menjahit merupakan hobi dan pekerjaanya sedangkan Pak Angah (suaminya) berjualan di pasar. Pak Angah sudah lama "pergi" mendahului. Walaupun hidup sederhana 5 dari 6 orang orang anak beliau berhasil sekolah sampai sarjana. Mak Angah sering diberi kemudahan oleh Allah dalam kehidupannya karena beliau orangnya baik dan suka menolong. Jika ada yang menikah baik keluarga atau tidak, beliau sering membantu, tidak hanya datang tapi juga ikut sibuk sampai kerja di dapur, walaupun tergolong sudah tua.
Waktu saya menikah tahun 2003 beliau juga ikut sibuk mempersiapkan selain sibuk masak, menjahitkan bajuku yang waktunya sudah mepet, dan persiapan lainnya membantu mama.
Mak Angah orangnya sabar, kalo marah lebih memilih diam. Oh ya beliau termasuk orang yang suka ngobrol atau bercerita jika sudah bercerita bisa betah berjam-jam, apalagi cara berceritanya sangat runtut dan jelas. Sekarang beliau sudah kembali kepada Sang Pencipta, Saya berdoa semoga amal kebaikan beliau diterima, segala salah dan khilaf dimaafkan, dan kuburan beliau dilapangkan. Kita semua pasti akan bertemu Mak Angah cuman waktunya saja yang membedakan. Semoga surga menjadi tempat pertemuan kita bersama, Aamiin. I love You.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar