Ada sesuatu peristiwa yang membuat saya terdiam dan berpikir. Seberapa pengaruhnya teman dalam kehidupan kita. Bagi saya kalau hanya sekedar kenal sama seseorang tidak termasuk teman tapi hanya kenalan, teman itu kita sering berinteraksi, ngobrol dan berbagi.
Berteman disaat kita satu pemikiran, minat dan prinsip mungkin tidak ada masalah. Tapi ketika kita sudah beda prinsip terhadap sesuatu yang merupakan nilai yang kita jaga, disinilah muncul warna warni pertemanan.
Sampai sejauh mana kita bisa mengingatkan teman? Tergantung dari karakter teman itu sendiri. Jika karakternya keras tidak mau mendengar atau ngeyel, mungkin nasehat yang berkali-kali tidak akan masuk dalam pikirannya. Yang menjadi dilema jika kita nasehati dia marah tapi dengan tetap membiarkan kita juga salah, bukankan teman yang baik itu saling mengingatkan untuk kebaikan dan menasehati dalam keburukan.
Mendekatkan diri selalu kepada Allah adalah jalan agar kita tidak terlepas dari koridor, mencari lingkungan dan pergaulan yang baik juga mendukung jalan kita tetap pada kebaikan. Mengingat tujuan hidup dan hari akhir juga bisa menyentil hati ketika keluar jalur.
Saya lebih memilih teman yang marah dan sebel ketika diingatkan daripada teman yang tetap baik dan tetap bersenang-senang bersama tapi membiarkan dia di jalan yang salah, begitu juga sebaliknya, saya lebih suka diingatkan daripada tetap selalu di iyakan dalam setiap langkah. Mari kita berteman dan saling mencintai karena Allah.