Mungkin sebagian kita pesimis melihat keadaan Indonesia, apakah bisa berubah. Tapi jika kita pesimis apakah Indonesia akan lebih baik? Daripada hanya mengeluh dan bertanya yuk kita mulai mengubah Indonesia yang kita cintai ini. Apalagi buat yang masih muda-muda. Bingung bagaimana caranya? Ada penjelasannya dalam buku Pandji ini, bacanya aja jadi bikin semangat. Pengen tau? Silahkan baca sendiri aja yahh :))) *dilemparbuku*
Menurut Pandji ada beberapa cara bagi kita untuk bisa turut ambil bagian dalam perubahan Indonesia yang kita cintai ini, antara lain :
1. Belajar Politik
"Ahh pusing politik hanya berteman dengan kepentingan, ngapain juga toh udh ada ahlinya ini, males banget isinya orang ribut melulu enakan juga baca novel". Biasanya begitu komentar kita apabila ditanya tentang politik termasuk saya :).
Setelah saya baca penjelasan Pandji, alasannya masuk akal dan emang bener dalam kenyataanya.
"Politik adalah hal yang paling dekat dengan keseharian kita, bersinggungan langsung dengan kehidupan kita, tetapi paling jauh dari benak anak muda".
"Ketidakpedulian terhadap politik akan merugikan diri kita sendiri, kalau rakyat tahu apa yang baik untuk dirinya tentu mereka akan memilih wakil yang kompoten, cara untuk ini ialah dengan pencerdasan masyarakat".
Betul sekali. Selama ini kadang kita ikut memilih hanya sekedar ikut-ikutan atau selintas melihat berita atau baliho. Jarang kita survei dan mencari info lebih jauh track record seperti apa wakil yang akan kita pilih. Ketika harga bbm naik, kita teriak, ketika kebijakan-kebijakan yang disahkan merugikan rakyat kita kaget? Gimana sih kerja wakil rakyat. Hanya itu yang bisa kita ucapkan.
"Kita bisa saja tidak peduli dengan politik, tetapi dengan itu, kita tidak sadar ketika kita di curangi. Hasil kecurangannya berdampak kepada diri kita sendiri. Dampak tersebut membuat kita kecewa, yang akan tampak ironis karena diawali dari ketidakpedulian".
"Selama orang-orang terbaik kita menolak untuk masuk dunia politik maka dunia politik itu akan diisi oleh orang-orang second best. Susah mengharapkan hasil terbaik kalau yang mengerjakan bukanlah orang-orang terbaik. Jadi, buruknya kondisi politik Indonesia, sedikitnya banyak salah ya salah rakyat Indonesia-nya sendiri yang malas atau tidak peduli. Tentu tidak mudah dan tidak instan. Jangan berharap anda masuk, lalu keadaan berubah. Namun, kalau tidak ada yang memulai, kapan perubahan akan terjadi"
Setuju dengan pendapat Pandji diatas, oke mari mulai dari sekarang cermati berita yang ada liat kualitas orang yang mau dipilih. Setidaknya kita sudah berusaha mencari yang terbaik. Let's do it.
2. Belajar Hukum
Yeahh jujur saya seorang sarjana hukum, tapi setelah lulus kuliah dan melihat realita yang ada saya mangkel dan bertanya-tanya kok seperti ini ya?. Ternyata kenyataan yang ada tidak seindah teori yang saya pelajari sewaktu kuliah. Akhirnya ya gitu deh, ga semangat lagi mencermati berita yang berkaitan dengan hukum, saya seakan sudah tutup mata terhadap apa yang terjadi. Beneran, saya patah hati. Pahit rasanya mengetahui kebenaran sering dikalahkan dengan uang.
Harus ada yang mengobati patah hati saya ini :)) serta orang-orang yang mengalami perasaan yang sama seperti saya ini. Tapi siapa? Yahh saya sendirilah :)) mana bisa mengharap dari orang lain kalau diri kita sendiri melempem, tul ga? ;) Tapi ga bisa juga jika hanya bergerak sendiri untuk Indonesia yang sangat luas ini, harusnya semua rakyat Indonesia bersama-sama berjuang. Kalau sudah menjadi tujuan bersama Insya Allah bisa.
"Kalau anda masih suka menyogok/kasih uang damai/sidang di tempat ketika di tilang polisi, anda tidak berhak mengaku malu atau kesal karena Indonesia adalah salah satu negara dengan peringkat korupsi tertinggi di dunia. Karena anda adalah salah satu yang membuat Indonesia ada di peringkat itu. Andalah pembengkok hukum tersebut. Inilah cara kita melawan korupsi. Ini salah satu cara kita menegakkan hukum. Bukan dengan demonstrasi di jalan. Mari kita mulai aksi perubahan, ikuti berita yang terkait dengan hukum, terutama yang bersinggungan dengan rencana undang-undang dan penegakannya, tegakkan hukum mulai dari diri sendiri. Berhenti korupsi walau kecil-kecilan. Jika punya latar belakang pendidikan yang cocok dengan salah satu komisi di DPR atau hukum, silahkan maju menjadi law maker. Pastikan orang yang kompeten dan bersih adalah yang duduk di kursi-kursi penting sebagai wakil rakyat. Bukan pengincar uang dan proyek".
3. Belajar Ekonomi
Kalau yang ini sih saya suka, duit tea :)). Sebagai bendahara rumah tangga saya sering pusing dalam mengelola keuangan. Betapa harga kebutuhan pokok naik gak pakai permisi. Trus apa yang bisa saya lakukan untuk ambil bagian dalam bidang ini, karena untuk skala rumah tangga aja udah pusing :). Eh saya jadi ingat nasehat mbak Ligwina Hananto yang perencana keuangan dan yang suka rese mengingatkan di twiter itu :)). Mba Wina bilang golongan menengah memegang peranan kuat dalam perubahan Indonesia. Jika golongan menengahnya kuat dan berdaya maka bisa memberi kontribusi kepada orang lain. Oke..mari kita kelola keuangan keluarga dengan baik sesuai dengan tujuan agar kita bisa menjadi keluarga yang kuat dan berdaya.
4. Memahami Indonesia
Indonesia itu apa? Hanya sekedar nama negara tanpa makna kah?
Indonesia menurut Pandji "Cita-cita luhur persatuan dalam keragaman"
Bagi saya Indonesia adalah anugrah terindah dari Allah atas karunia alam yang indah dan kekayaan yang dimiliki tapi belum dimanfaatkan dengan jujur, benar, adil bagi kemakmuran seluruh rakyatnya.
Saya belum banyak mengunjungi daerah di Indonesia. Ketika saya berkunjung ke daerah misalnya Sumatera Barat, yang ada rasa takjub sambil bergumam, Ya Allah indah banget ciptaanMu, tapi kenapa kurang terpelihara dan kurang ditunjang sarana yang baik. Sayang rasanya alam yang kita terima udah bagus dari sananya tapi kurang terpelihara.
Klo udah seperti ini apa yang bisa kita lakukan.
Tetap optimis dan ada gerakan perubahan yang bisa kita laksanakan ;
"Pelajari lebih banyak tentang Indonesia. Lebih dari apa yang biasa kita konsumsi dari berita. Cari tahu Indonesia yang sesungguhnya, jelajahi desa, kota, lautan Indonesia, tidak hanya untuk berlibur, tetapi untuk menemui masyarakatnya, mengamati kehidupannya. Pelajari permasalahan rakyatnya. Kalau perlu, runuti kebelakang dan telusuri hingga sekarang. Cermati peluang perbaikan apa yang kira-kira di butuhkan. Gerakan sosial apa yang bisa lahir bersama teman-teman yang sepemikiran".
5. Bersatu Bukan Jadi Satu
Bagi yang suka nyimak timeline di twitter ga bakalan aneh liat orang yang saling debat dan serang yang kadang jauh dari etika sopan santun. Kadang saya berpikir apakah seperti ini dunia maya. Memang benar setiap orang berhak menulis dan mengeluarkan pendapat. Tapi jika tidak setuju kenapa ribut-ribut di akun orang lain. Kenapa ga bikin tulisan sendiri di akun sendiri kalau perlu dengan penjelasan yang sangat komplit plit. Rasanya elegan jika gagasan dilawan dengan gagasan. Atau emang dunia maya memang membuat kita semakin suka suka. Entahlah hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.
Tingkat pemahaman seseorang akan melatarbelakangi seseorang itu untuk bertindak. Mungkin saja orang yang berbeda dan kita anggap salah karena dia atau kita belum paham. Kenapa tidak mencoba mengerti terlebih dahulu, dengan banyak bertanya dan cari ilmunya baru berpendapat. Jika berhubungan dengan prinsip seseorang yang tidak bisa di rubah, ya hargai saja. Kita juga punya prinsip yang ga bisa dirubah begitu juga orang lain apalagi terhadap pemahaman suatu agama.
Tips dari Pandji ini bisa juga menjadi pedoman apa harus kita lakukan jika kita berbeda.
Perluas pergaulan. Masuk lingkungan baru, temui orang baru. Coba memahami sebelum membenci. Ini penting karena kebanyakan dari kita kalau sudah benci dengan seseorang atau sesuatu, langsung menutup pintu dan tidak mau tahu apa-apa berkaitan dengan mereka. Biasakan bekerja sama dalam perbedaan. Perbedaan ini tidak hanya soal beda suku, ras, agama dan golongan tetapi juga berbeda dalam pendapat.
6. Menciptakan Perubahan
Perubahan seperti apa? Tentu saja perubahan yang membawa manfaat dan kebaikan buat orang lain. Dengan cara? Terserah seperti apa bentuknya karena kita sendiri yang tau apa minat dan jiwa kita. Kadang saya amati orang yang melakukan gerakan kominitas tersebut awalnya tidak sengaja karena ada gelisahan atau melihat sesuatu kondisi yang kurang mereka berusaha memperbaikinya. Misalnya gerakan mukena bersih. Awalnya karena sering sholat di mesjid atau mushola umum dan menemukan mukena yang kotor serta tidak terawat. Maka muncul ide untuk mencuci mukena tersebut. Begitu juga dengan gerakan komunitas Tangan Di Atas (TDA) karena ingin mengumpulkan sesama para enterperenur terutama yang baru memulai untuk saling belajar dan berbagi.
"Kebahagiaan bukan tentang banyak uang. Melainkan dari punya hidup yang bermakna. Hidup yang bermakna tentu ada unsur uang dan kepemilikan di dalamnya, tetapi juga ada unsur pencapaian dan persahabatan dengan sesama umat manusia".
7. Mendunia
Agar bisa mendunia tentu kita harus berprestasi terlebih dahulu. Tanpa karya kita hanya bisa sebagai penonton.
"Ada tiga point agar bisa sampai pada tingkat dunia"
- Pengenalan yang dalam akan Indonesia agar tahu apa dan dirinya yang bisa menjadi competitive advantage.
-Pengenalan yang dalam akan bagaimana dunia bekerja, bersaing, berdagang, agar bisa memahami peta persaingan dan aturan-aturan tertulis terutama yang tidak tertulis persaingan tersebut.
-Pengenalan dan dedikasi yang dalam terhadap passion karena tanpanya tidak akan pernah ada kesuksesan.
8. Beraksi
Jutaan kata dan semangat yang kita baca akan hilang ditelan waktu jika kita tidak pernah melaksanakan ilmu yang kita dapat.
Perjuangan baru ada setelah ada langkah untuk bergerak.
So... mari berjuang...:)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar