Seperti biasa jika bulan Ramadhan saya niatnya makin sering untuk menulis. Biasanya yang saya tulis review sebuah buku atau catatan dari sebagian isi buku yang saya anggap bermanfaat Dengan harapan orang lain juga mendapat manfaat dari isi buku tersebut, karena saya menyadari membaca sebuah buku apalagi tebal kadangkala tidak semua orang bisa (iya saya sering males juga hehe) apalagi manusia dasarnya lupa begitu baca sekarang besok-besok sudah lupa apa yang di baca. Jadi dengan menulis apa yang saya baca, saya mengikat maknanya agar tidak lenyap dimakan ribuan informasi yang setiap hari menyerbu terutama dari dunia sosial media :)
Judul diatas masih merupakan bagian dari buku Misteri Berserah Kepada Allah. Pada tulisan ramadhan tahun lalu saya pernah menulis tentang mengapa kita tidak boleh ikut mengatur. Dalam penjelasannya Ibnu Athaillah mengatakan pasrah bukan berarti tidak berusaha. Berusaha tetap penting karena ada keutamaan dari berusaha tersebut.
Manfaat dari usaha yang dilakukan manusia yaitu :
1. Allah mengetahui bahwa hati manusia itu lemah, tidak mampu melihat pembagian-Nya, dan kurang yakin kepada-Nya. Karena itu, Dia membolehkannya berusaha agar kuat hatinya dan kukuh jiwanya. jadi, usaha merupakan karunia Allah yang diberikan kepada manusia.
2. Usaha yang dilakukan seseorang dapat menjaga kehormatannya sehingga ia tidak merendahkan diri dengan meminta minta sekaligus dapat memelihara imannya sehingga ia tidak mengemis kepada makhluk. Namun, ketahuilah bahwa tidak ada jasa manusia pada setiap yang Allah berikan kepadamu melalui usahamu. Sebab, ketika seseorang membeli darimu atau mengupahmu untuk melakukan sesuatu, sesungguhnya ia tidak sedang memberi. Ia memberimu agar ia sendiri mendapatkan keuntungan.
3. Kesibukan kerja dapat menghindarkan seseorang dari maksiat dan dosa. Tidakkah kaulihat, ketika tidak bekerja di hari raya atau di hari libur, orang yang lalai melakukan perbagai perbuatan dosa dan tenggelam dalam maksiat kepada Allah? jadi kesibukan kerja merupakan rahmat dari Allah Swt untuk manusia.
4. Dalam kerja dan usaha terdapat rahmat dan karunia dari Allah bagi para ahli ibadah dan hamba yang sibuk menaati-Nya.
5. Allah Swt ingin agar orang beriman bersatu karena sesama orang beriman itu bersaudara. Usaha dan kerja merupakan sarana untuk saling mengenal dan untuk memunculkan cinta diantara mereka. Tidak ada yang menentang kerja kecuali orang yang bodoh atau hamba yang lalai dari Allah.
Ketika mengajak manusia ke jalan Allah, Rasulullah saw tak pernah sekalipun memerintahkan mereka untuk berhenti bekerja. Rasulullah saw membiarkan mereka mengerjakan sesuatu yang di ridhai Allah Swt, seraya mengajak mereka menuju jalan hidayah. Al-Quran dan sunnah penuh dengan petunjuk yang menghalalkan usaha.
Sungguh tepat ungkapan syair berikut.
Tidakkah kautahu, Allah berkata kepada Maryam
Guncangkan pohon itu, kurma segar pasti akan gugur
Kalau mau, Dia akan langsung memberikan buah itu
Maryam tak perlu bersusah payah mengguncangnya
Namun, segala sesuatu membutuhkan sebab dan usaha
Sama seperti burung yang terbang di waktu pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang. Kepergiannya di pagi hari dan kepulangannya di waktu sore hari merupakan sebab dan usaha, sama seperti keluarnya manusia ke tempat kerja, kemudian pulang di sore hari. Kesimpulannya, dari sisi lahir kau harus berusaha dan bekerja, namun dari sisi batin kau tidak boleh terfokus pada kerjamu. Bekerja dan berusahalah sesuai dengan ketetapan-Nya. Namun, jangan bersandar kepadanya karena kau mengetahui keesaan-Nya.
Cara mencari rezeki yang baik :
1. Cara mencari rezeki yang baik adalah yang tidak melalaikanmu dari Allah Swt.
2. Mencari rezeki dan mencarinya kepada Allah Swt, tanpa menetapkan batasan, sebab dan waktunya sehingga Dia akan memberikan kepadanya apa yang Dia kehendaki, dengan cara yang Dia kehendaki, dan di waktu yang Dia kehendaki. itulah etika meminta rezeki. Orang yang mencari rezeki seraya menetapkan kadar, sebab dan waktunya, berati telah mengatur Tuhannya dan sikap itu menunjukkan kelalaian hatinya.
3.Meminta kepada Allah Swt dan jangan jadikan apa yang kauinginkan sebagai tujuan doamu. Permintaanmu itu sesungguhnya hanyalah sarana untuk bermunajat kepada-Nya.
4. Dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa jatahmu telah di tetapkan dan akan mendatangimu, bukan permintaan dan usahamu yang akan mengantarkanmu kepadanya. Dengan demikian, ketika meminta dan berusaha kau benar-benar larut dalam lautan ketidakberdayaan dan kelemahan.
5, Meminta kepada Allah rezeki yang bisa mencukupi bukan yang melenakan. Jangan menghendaki sesuatu secara berlebihan.
Diantara mereka ada yang berjanji kepada Allah,
Jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, tentu kami akan bersedekah dan termasuk orang yang shaleh. Namun, setelah Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada mereka, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling. Mereka orang yang senantiasa membelakangi. Sebagai akibatnya Allah memunculkan kemunafikan pada hati mereka sampai mereka bertemu dengan Allah karena mereka telah mengingkari janji mereka kepada Allah dan karena mereka selalu berdusta
(Q.S. Al-Tawbah 75-77)
6. Bisa dengan cara meminta bagian dunianya
7. Meminta tanpa meragukan jatah yang diberikan kepada Tuhan serta tetap menjaga diri dari segala sesuatu yang dilarang.
8. Meminta tanpa menuntut untuk segera dikabulkan.
Nabi saw melarang kita mengatakan : aku telah berdoa tetapi belum juga terkabul.
9. Meminta dan bersyukur kepada Allah jika diberi dan menyadari pilihan terbaik-Nya jika tidak diberi
Memintalah dengan berserah diri karena apa yang kita inginkan masih samar, belum mewujud dalam kenyataan.
10. Meminta kepada-Nya agar kau berpegang pada pembagian-Nya yang telah ditetapkan
Subhanallah penjelasan dari Ibnu Atthaillah ini. Selama ini saya berusaha dalam mencari rezeki atau apapun tujuannya hanya karena tanpa berusaha kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dan apabila berhasil mencapai tujuan ya itu karena kita telah berusaha semaximal mungkin ternyata hikmah dari berusaha itu bukan hanya sekedar itu saja tapi bisa mengukuhkan jiwa, menghindarkan maksiat dan juga mempererat tali persaudaraan. Sedangkan hasil yang kita capai itu sudah merupakan ketetapan Allah kita tinggal menjemput yang telah ia tentukan dan lakukan dengan kesadaran seorang hamba yang lemah yang butuh kekuatan dari Allah.
Penjelasan etika dalam mencari rezeki juga begitu mengena, ternyata selama ini saya kurang beretika dalam mencari rezeki :(. Jujur saya pernah minta agar doa segera di kabulkan dan menetapkan batasan kadar, sebab dan waktunya suatu rezeki. Astagfirullah semoga hal ini menjadi pelajaran dan ilmu agar tidak terulang di masa yang akan datang. Menjadi pengingat juga bagi saya jangan sampai dalam mencari rezeki kita melalaikan Allah, karena Dia lah yang memberi kita rezeki. Insya Allah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar