Ramadhan tahun ini Palestina kembali bergejolak. Serangan terus menerus di lancarkan oleh Israel.
Alhamdulillah respon umat Islam di Indonesia sangat bagus mereka bersatu untuk memberi dukungan materi dan doa.
Bagi saya menyenangkan berita di sosmed sekarang soalnya jadi banyak doa, program bantuan dan kemanusiaan untuk Gaza menghilangkan hingar bingar berita capres yang ga habis-habisnya :)
Saya membaca postingan seorang relawan Bayu Gautama mengungkapkan untuk menjadi pasukan al-qossam ada beberapa syarat yang pertama hafal Al-Quran 30 juz, kedua sholat subuh berjamaah 40 hari tidak boleh putus dan ketiga...sang relawan tidak sanggup mendengar lanjutan syaratnya lagi karena semakin berat terasa .
Subhanallah ternyata syarat mereka yang utama adalah kedekatan hati dan jiwa kepada Allah, bukan sekedar sehat jasmani. Saya merenung kenapa dengan hafalan 30 juz Al-Quran? Dari yang saya pernah di postingan group hafalan Al-Quran bahwa keutamaan penghafal Al-Quran itu : pemberi syafaat, dimuliakan, mendapat nikmat seperti nabi, hafidz Qur'an adalah keluarga Allah, bersama malaikat dll. Dan diberitakan juga Israel takut dengan anak Palestina yang hafal Al-Quran. Menurut pemikiran mereka jika masih kecil saja mereka sudah hafal 30 juz bagaimana nanti mereka jika sudah dewasa, mungkin lebih militan lagi.
Ini menjadi nasehat dan catatan sendiri bagi saya betapa hafalan Al-Quran itu bisa menjadi kekuatan yang sangat besar melebihi kekuatan senjata canggih sekalipun. Dan benar saya bisa merasakan sendiri walaupun belum sampai tahap menghafal :) hampir 4 bulan ikut komunitas one day one juz dengan membaca setiap hari 1 juz, Alhamdulillah ada yang berbeda rasanya dalam menjalankan hari-hari. Selain merasa lebih dekat dan kenal dengan Al-Quran saya merasa dinasehati setiap hari oleh Al-Quran, iya saya selain tilawah juga membaca artinya. Banyak hal yang saya belum tau menjadi tau dengan membaca arti ayat Al-Quran tersebut dan Allah telah mengatur segala sesuatu dengan sangat detail. Tanpa disadari kadang saya berteriak ngeri atau senang ketika membaca artinya. Rasa ngeri dan menangis ketika membaca tentang bagaimana neraka atau bagaimana siksaan manusia nanti dineraka, duhh saya sampai tutup mata ketika membacanya ga kebayang rasanya. Tapi saya juga senyum dan berimajinasi sendiri ketika Allah menyampaikan nikmatnya surga dan bagaimana orang mukmin dan bertaqwa itu dijanjikan Allah kenikmatan yang tidak pernah terbayang ada di dunia, saat itu saya hanya berucap dan berdoa semoga saya bisa merasakan indahnya surga dan terhindar dari siksaan neraka.
Itu baru nikmat tilawah bagaimana dengan hafal Al-Quran, tentu lebih banyak nikmatnya lagi, kalau mau baca ga perlu bawa dan liat Al-Quran lagi tapi isinya sudah di bawa kemana mana karena sudah bersatu dengan pikiran, Subhanallah semoga Allah mudahkan hati dan pikiran saya untuk menghafal Al-Quran juga, duhh jadi malu hafalan satu surat Al-waqiah saya sudah hampir 1 bulan lebih belum selesai :(
Yuk ahh mari kita jadikan cermin semangat Palestina walaupun dalam keadaan sulit mereka tetap bisa menghafal Al-Quran. Dan tentu saja selain membaca, menghafal, di lanjutkan lagi dengan tadabur dan tafakur sehingga perilaku, kehidupan dan apapun yang kita jalani semuanya berdasarkan pemahaman baik ( minjam istilah Tere Liye yang suka bilang "Pemahaman Baik" :) ) yang kita dapat dari Al-Quran ditambah hadis dan sunnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar