29 hari ramadhan telah dilalui
Perasaan apa yang engkau miliki
Senangkah, sedihkah atau biasa biasa saja?
Ingatan saya kembali pada ramadhan tahun lalu, yang mana qadarullah saat 10 hari terakhir Ramadhan saya sakit dan harus di rawat.
Pemulihannya sampai setelah lebaran hingga saya baru merasa fit.
Saat itu pada 1 Syawal tak terbendung air mata, terasa benar kesedihannya. Saya kehilangan kesempatan maksimal beribadah, ketakutan akan ramadhan tidak menyapa saya lagi tahun depan.
Bukan menyesal atas takdir Allah, hanya menjadi hikmah betapa nikmat sehat dan tidak mensia-siakan waktu menjadi alarm bahwa waktu itu bagaikan pedang.
Tahun ini saat partai final itu datang lagi, qadarullah gantian suami yang kurang sehat.
Ya Rabb....tak putus Istighfar hamba ucapkan atas kejadian ini, semoga ini semua merupakan bagian dari kasih sayangMu bukan bagian dari azabMu.
Tetap bersyukur Allah masih beri saya kesempatan, walaupun tidak maksimal tapi tetap semangat, berharap dan berdoa semoga Allah ridho atas semua yang saya lakukan. Semoga yang sedikit ini Allah terima dan menjadi pemberat amal kebaikan bagi saya, dan diampuni segala dosa.
Semoga saya menjadi alumni Ramadhan yang Istiqomah. Istiqomah dalam membaca Alquran, sholat, sedekah dan amal amal lainnya.
Sungguh saya merindukan agar Ramadhan waktunya di perpanjang. Tapi disinilah Allah memberi tantangannya. Hanya ada satu bulan dalam 12 bulan yang ada, dan hanya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Jika ada istilah jangan kasih kendor dan jangan sampai lepas atas sajian 10 terakhir ramadhan ini, saya ingin mengatakan jangan tinggalkan keberkahan Ramadhan sepanjang hidup saya. Saya ingin berkah satu bulan mewarnai 11 bulan hari hari saya.
Semoga masih bisa bertemu lagi dengan Ramadhan di tahun depan dalam keadaan sehat, iman yang meningkat dan (hhhmmm harapan yang pengen banget) ramadhannya di mesjid haram dan nabawi :)
Aamiin ya Allah...Kun Fayakun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar