Orang tua saya asli Sumatera Barat, tepatnya nagari Sulit Air, Kabupaten Solok. Sulit Air memang nama yang tidak familiar kedengarannya terutama di luar pulau Sumatera, tapi percaya deh jika di google seperti apa nagari Sulit Air itu, pemandangannya sangat cantik, melewati danau singkarak yang biru, sepanjang danau banyak menjual aneka makanan dan cemilan, terutama ikan bili khas danau Maninjau. Kemudian perjalanan lanjut naik ke atas gunung seperti puncak dan di balik gunung itulah nagari Sulit Air. Tersembunyi tapi memikat.
Mama dan Abak satu kampung, sebagaimana orang kampung pada umumnya mereka merantau dan tinggal di kota Pekanbaru Riau. Kami anak-anaknya lahir besar dan di rantau, biasanya kami pulang kampung ketika lebaran atau pada saat acara pulang basamo setiap dua tahun sekali pada saat lebaran yang biasanya diorganisir oleh organisasi para perantau yaitu SAS (Sulit Air Sepakat).
Saat itu orang yang di rantau di seluruh Indonesia bahkan yang tinggal di Luar Negri pada pulang hingga kampung yang kecil ini bisa macet berjam jam karena mobil orang rantau yang memenuhi kampung.
Mama sangat pandai memasak makanan minang terutama khas kampung kami. Rasa masakannya enak dan diakui oleh banyak orang. Saat ini umur mama 83 tahun dengan kondisi sakit dan lebih banyak berbaring.
Ingatan saya tentang mama semasa sehat adalah kesibukan yang tiada henti. Kesibukan seorang ibu rumah tangga yang setiap hari mengurus rumah tangga, sesekali membantu di toko dan memasak untuk keluarga yang rasanya membuat kami berkeringat karena semangat melahapnya.
Setelah menikah mau ga mau saya harus belajar memasak masakan minang apalagi menikah dengan orang sekampung walau dia lahir dan besar di Jawa Barat tapi seleranya tetap selera asal, Sumatera Barat.
Sambal ayam panyikek merupakan khas masakan sulit air. Mama suka sekali dengan masakan ini. Apabila ada acara keluarga, ada tamu datang atau mau ke rumah orang dan membawa bingkisan, di pastikan menu ini yang sering mama sediakan.
Jika saya di tanya kenangan masakan apa yang mengingatkan saya dengan mama, ayam panyikek ini yang akan saya sebut pertama kali.
Masakan ini dasarnya sama seperti kalio yaitu gulai ayam yang kuahnya kental, yang membedakan ada daun singkong dalam masakan tersebut.
Mama terbiasa dengan bumbu dan santan yang banyak. Waktu baru belajar memasak saya ngeri sendiri ketika bertanya kepada mama, "untuk satu kilo rendang kelapa nya berapa ma"? 4 kelapa, perasan kelapa pertama ga pakai air, sedangkan perasan ke dua memakai air kelapa. Kebayang jika mau masak dua kilo daging harus memakai delapan santan, haduhh apa kabar kolesterol?
Kata mama orang dulu tetap sehat karena habis makan bergerak kerja di sawah lagian zaman susah dulu makan seperti ini hanya ada pada moment khusus seperti musim panen. Iya sih klo anak sekarang habis makan selonjoran maen hp.
Untuk ayam panyikek ini, biasanya memakai ayam kampung dan satu ayam kelapanya dua butir. Untuk daun singkongnya biasanya satu ayam saya memakai 2 ikat daun singkong. Pilih yang daunnya muda biar ga alot. Biasanya daun singkong ini setelah di petik di cuci bersih di jemur dahulu biar kering ketika dimasukan ke dalam masakan.
Dalam membersihkan ayam saya lihat ada perbedaan orang sumatera dan Jawa. Orang Sumatera ketika membersihkan ayam kulitnya dibuang, sementara di Jawa rata-rata kulitnya tidak dibuang. Jadi ketika keluarga saya makan di restoran saat di Yogya mereka teriak saat melihat ayam di hidangkan kata mereka ayamnya pakai baju.
Bumbu pemasak buatan Sulit Air menjadi andalan mama ketika memasak gulai isinya rempah-rempah dan sangat wangi.
Mama dan masakan adalah memori yang mengisi banyak hidup saya. Setelah saya menikah ketika menelpon mama untuk bertanya kabar, hal yang pertama mama tanyakan kepada saya, masak apa hari ini?
Gulai Ayam Panyikek
Bahan
Ayam kampung
Daun singkong
Cabe giling secukupnya
Bumbu dasar gulai (bawang merah, bawang putih, kunyit, laos)
Daun jeruk, daun salam, sereh, garam
Santan
Bumbu pemasak, ini optional saya memakai ini karena bumbu favorit mama, buatan kampung sendiri isinya bermacam macam rempah.
Cara membuat
Tumis bumbu dasar gulai dan cabe setelah harum masukan santan, diaduk sampai kuah mengental setelah itu masukan ayam, ketika di rasa ayam sudah empuk baru di masukan daun singkong. Tunggu sampai daun singkong layu, aduk, masakan siap disantap