Jumat, 17 Maret 2023
Tentang Buku, Judul: Kisah Shahih Para Nabi dan Rasul by Abun Nada
Sabtu, 13 April 2019
Narrative Writing Theraphy
Bismillahirrahmanirrahim...
Jangan takut dengan masalah
Masalah itu memperkaya rasa
Dan menulisnya seperti mengeja rasa
Jangan takut dengan rasa yang kita punya
Hati ini dalam genggaman pemilikNya
Dia yang berhak membolak balikan perasaan.
Banyak banyaklah berdoa agar hati ini teguh dalam keimanan
Istilah Narrative Writing Theraphy ini baru pertama kali saya dengar ketika membaca iklan pelatihan menulis di akun ig @adenit.
Setelah goggling dan baca penjelasannya saya merasa, Masya Allah ternyata menulis bisa menjadi terapi mental.
Awalnya ragu mau ikut kelas ini , saya khan insya Allah ga ada depresi atau trauma, apa cocok ikut kelas ini karena terus terang saya tertarik dengan menulisnya aja. Akhirnya setelah mikir beberapa hari Allah takdirkan daftar juga beberapa jam sebelum pelatihan 😊.
Mba ade menjelaskan apa penting nya menulis karena menulis itu bukan semata mau jadi menulis tapi bisa menjadi cara untuk melepas pikiran pikiran yang menumpuk di kepala.
Kemudian ada sesi menghadirkan secara live mbak @louiandlove yang berada di norwey. Mbak ayu ini sedang menulis buku tentang bipolar yang di dampingi oleh mba ade sebagai mentor. Di sesi ini mata saya ikut berair ketika mba ayu menjelaskan penyakit bipolar yang telah menemaninya selama 10 tahun. Dia bercerita bagaimana ketika penyakit itu kambuh dan dia harus minum obat setiap hari seumur hidup. Selama menulis buku ini intensitas kambuh penyakitnya menjadi berkurang.
Saya suka menulis, selama ini tujuan saya menulis karena efek saya suka baca aja dan sebagai tempat untuk menyimpan kenangan. Ga pernah terpikirkan menulis bisa jadi sebuah terapi.
Disesi ke dua diisi oleh mbak Intan Savitri aka Izzatul Jannah. Saya langsung ingat bagaimana dulu zaman kuliah saya fans berat buku cerpen islami mbak intan ini, puluhan buku bo. Sekarang ketemu penulisnya langsung yang berprofesi sebagai dosen dan psikolog membuat pelatihan ini menjadi mantul.
Mbak intan menjelaskan teknik bagaimana cara menulis narasi sebagai terapi. Langkah awal, menulislah secara langsung spontan bebas tanpa mengedit segala emosi masa lalu hadirkan semua seolah olah kita sedang berada masa lalu tersebut.
Langkah kedua tulisan pertama itu kita tulis lagi tapi dengan kata ganti orang lain, beri tokoh nama orang lain dari cerita tersebut. Kemudian tulis hikmah dari kejadian tersebut.
Jika dari tulisan pertama kita sangat dekat dengan peristiwa tersebut pada tulisan ke dua kita sangat berjarak dengan peristiwa tersebut.
Dengan mengambil jarak dengan.peristiwa tersebut biasanya kita dapat melihat peristawa tersebut dengan lebih tenang dan jernih dan bisa mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Mengambil hikmah ini yang menjadi kuncinya. Pikiran dan perasaan menjadi lebih tenang.
Masya Allah seketika saya ingat kajian @drzaidulakbar yang mengatakan penyakit yang paling berat itu adalah pikiran berupa stress, marah, benci dll.
Seperti hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَلآ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْصَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُكُلُّهُ، أَلآ وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah kalbu (jantung).” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Kelas ini juga mengharu baru ketika peserta ada yang mengalami trauma masa kecil. Saya berharap dan berdoa para perempuan, ibuk-ibuk senantiasa bahagia karena ibu yang bahagia itu menjadikan keluarganya bahagia.
Ga ada salahnya dengan bercerita ketika kita mengalami beban masalah tentu saja setelah curhat dengan Allah dan perhatikan adab dalam bercerita, pastikan orang tersebut pantas sebagai tempat kita bercerita kalau bisa keluarga terdekat dan yang kedua jangan buka aib kecuali pada orang yang pantas misalkan konsultasi ke dokter atau psikolog.
Happy happy ya semua, jangan sampai ada sress diantara kita (nunjuk diri sendiri)
Lelah itu biasa yang penting lillah
Lelah itu hanya siklus, lewati saja
SemangkA, semangat karena Allah 😊
Rabu, 09 Oktober 2013
Menulislah
Selasa, 23 April 2013
Hari Buku Dunia #worldbookday
Bagi saya bicara tentang buku sama dengan bicara tentang kebahagiaan. Buku membuat saya asyik seperti berada di dunia lain. Saya sering menghadiahi diri saya sendiri dengan buku atau majalah, misalkan saat mendapatkan fee dari pekerjaan atau pekerjaan saya berhasil selesai dengan baik.
Sebelum era twitter, dalam dua hari saya bisa melahap sebuah buku :). Saat ini karena sering baca twitter dalam satu minggu saya menghabiskan satu atau dua buku. Sayang hobi gila membaca ini tidak diikuti dengan gila menulis. Saya masih sering banyak alasan untuk konsisten menulis.
Dalam rangka hari buku dunia ini saya berjanji lebih rajin menulis (bantu do'a ya xixixi). Kalau dulu alasan saya malas buka komputer sekarang saya akan kembali nulis di smartphone yang bisa dilakukan dimana saja. Walaupun tanpa disertai link dan gambar. Nanti kalau kebiasaan saya sudah terbentuk baru saya akan mempercantik tulisan dengan tambahan pernak pernik.
"Jika menulis itu hobi, ia mudah saat kita senang hati. Jika menulis itu misi, kita akan bersedia berdarah-darah menempuh jalannya" @salimfillah
Ayoo menulissss, semangatttt :))
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Senin, 17 Desember 2012
Dari sebuah buku menjadi film dan lagu
Perjalanan Perahu kertas ini sangat beruntung. Dimulai dari novelnya yang best seller, kemudian filmnya yang sukses dipasaran bahkan sampai dibikin dua seri. Saat ini banyak sekali novel-novel yang diadaptasi dari buku-buku cerita. Sebagai penikmat buku saya sangat senang sekali dengan keadaan seperti ini. Untuk buku-buku yang saya suka, saya sempatkan untuk menonton filmnya. Walau sampai kapanpun untuk membuat film sama dengan cerita di novel sangat susah, karena medianya beda dan pembaca sudah mempunyai film sendiri ketika membaca novel tersebut. Disinilah tantangannya, saya sendiri sengaja menonton film tersebut karena penasaran apakah sama bagusnya antara buku dan film.
Rabu, 05 Desember 2012
Sebuah Buku Tentang Impian dan Realita
Impian membuat hidup kita semangat
Realita membuat kita berusaha
Kamis, 27 September 2012
Cerita Seru di #AsmaNadia Writing Workshop, 22-23 September 2011
Lagi baca twitter ada pengumuman @asmanadia mau ngadain workshop menulis. Kesempatan nih buat belajar banyak dari penulis idola. Soal karya mbak Asma udah ga diragukan lagi, dari masa kuliah sering banget baca cerpen, novel dan cerbernya. Mulai dari yang hahahihi sampai yang serius.
Kamis, 12 Januari 2012
Pentingnya Mengikat Makna
Minggu, 20 November 2011
#WORDISME MENJADIKAN HIDUP LEBIH HIDUP
Alex Thian bercerita mengenai pembuatan cerita sinetron yang lebih sering mementingkan hasil rating daripada nilai sebuah cerita. Karena penontonnya yang meminta, begitu menurutkan selera penonton para pembantu.
Menurut pendapat saya kalau acara sinetron yang berkiblat kepada rating kapan sinetron itu akan memberi nilai kepada para penontonnya, karena seperti kita tau sinetron Indonesia adalah sinetron yang begitu banyak hal-hal yang tidak baik. Masa sih adegan yang ditampilkan marah-marah, memukul, kebencian, iri dan hal yang buruk lainnya,. apakah segitunya arti sebuah rating tidak bisakah membuat sebuah cerita yang menanamkan nilai kebaikan seperti keluarga cemara yang mencapai berpuluh puluh episode dan sangat disukai masyarakat. Aditya Gumai mengajak masyarakat untuk berperan jangan hanya diam jika disuguhkan cerita yang tidak bernilai tapi beri kritik atau masukan, karena dengan begitu kita punya usaha untuk berubah.
Begitu cerita saya sehari bersama #wordisme dan bagaimana cerita peserta lain yang ikut workshop pasti sama serunya juga ya. Alhamdulillah banyak ilmu yang saya dapat sekarang tinggal action saja untuk menerapkan ilmu tersebut, terima kasih buat mbak AE dan panitia lainnya, semoga menjadi amal kebaikan dan buat para peserta mari kita berkarya, yeahhh.....:))
Kamis, 27 Oktober 2011
# BerkatNgeBlog, Saya Lebih Bahagia :)))
Senin, 15 Agustus 2011
Menulis Fiksi Itu Seksi (by Alberthiene Endah)
"'Rasa' adalah modal yang sangat penting dalam tulis menulis. Ketika kita kehilangan rasa atau kehilangan getar apapun yang menyentuh nurani, akan sulit untuk memberi jiwa
Kamis, 21 Juli 2011
Menulis Dengan Kekuatan Jiwa ("Dunia Kata" M Fauzil Adhim)
Fauzil Adhim dalam bukunya Dunia Kata (buku ini sebagai bukti, saya beli tahun 2004 sampai sekarang dibaca lagi tetap ga bosan :) ) menuturkan : "Kekuatan jiwa yaitu; dalam hidup, ada yang harus diperjuangkan. Ada idealisme. Inilah yang menjadi penggerak kita, penggerak yang nyalanya berkobar-kobar dan tak mudah padam. Kekuatan idealisme inilah yang telah melahirkan penulis-penulis besar. Diantara mereka ada yang sangat produktif, ada pula yang tidak. Tetapi, satu karya yang benar-benar baik dan penuh kekuatan, akan jauh lebih berpengaruh daripada seribu buku yang tebal biasa-biasa saja. Ya, kekuatan jiwa. Bukan semata ketrampilan menulis. Kekuatan jiwa itu lahir dari niat yang bersih, tujuan yang jelas, komitmen yang kuat, visi yang tajam dan sikap mental yang baik. Ada yang mereka perjuangkan dalam hidupnya. Ada yang mereka sampaikan".
Setuju banget dengan penjelasan FA, saya rasa tidak hanya dalam bidang menulis, apapun profesi kita dalam hidup kita harus punya nilai tersebut, ada yang harus kita perjuangkan, ada nilai-nilai yang menjadi pegangan kita dalam melangkah. Buku-buku karya Habiburrahman Elshirazy, Helvy TR, Asma Nadia, Endy Kurniawan (Think Dinar) Ligiwina Hananto dengan "kampanye" mengajak Golongan Menengah Indonesia menjadi kuat bagi saya termasuk buku yang ditulis dengan kekuatan jiwa.
FA memberi tips apa yang kita perlukan dalam membangun kekuatan jiwa? langkah pertama pertajam visi, karena ia memberi inspirasi dan mengendalikan setiap kata yang mengalir melalui jari jemari kita. Visi disini adalah gambaran tentang keadaan yang kita inginkan dimasa depan. Visi menjelaskan ingin menjadi apa kita, apa yang ingin kita raih dan akan kita "ciptakan" seperti apa diri kita. Langkah kedua, berpikir progresif yaitu menawarkan upaya kreatif untuk menemukan jalan keluar. Berpikir progresif membuat kita optimis dan inovatif.
Jujur saya menangis pada salah satu bagian kalimat FA dalam "Dunia Kata" tersebut; "Demi Allah, saya mengharap dengan seluruh kekuatan yang saya miliki agar setiap tulisan mampu menciptakan perubahan besar bagi hidup, pikiran, jiwa dan agama kita. Hidup ini tak lama, sedangkan kematian amat dekat. Maka saya berharap setiap kata yang dituliskan menjadi bekal untuk hidup sesudah mati". Subhannalah... semoga karya-karya FA menjadi amal kebaikan, sebagaimana saya rasakan setiap saya membaca buku-buku karya beliau, menjadi tercerahkan dan berusaha memperbaiki diri lebih baik lagi. Aamiin.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Senin, 18 Juli 2011
Arti "mengikat makna" bagi saya
Saya senang sekali membaca, apa saja buku saya baca terutama buku novel, agama, motivasi, keuangan dan lain-lain. Yang terpikirkan jika saya membaca begitu banyak buku dan saya tidak menulisnya lagi tentu semua akan hilang karena manusia itu sifatnya lupa, dengan saya menulis setidaknya menulis resensi maka suatu saat ketika saya membaca tulisan mengenai buku tersebut akan membantu mengingat kembali memori otak saya. Semenjak saat itulah saya bersemangat menulis apa saja walaupun hobi untuk menulis harian atau diary telah saya mulai dari sekolah dasar tapi sekarang setidaknya saya punya tujuan, arahan dan alasan dari kegiatan menulis tersebut, maka setelah itu hampir semua buku harian saya pada halaman depannya saya tulis "Mengikat Makna" :)).
Menulis bagi saya juga bisa menjadi terapi "kegelisahan", dengan sifat yang rada tertutup dan pendiam hhhmmmm (bukan pencitraan ya xixi) sulit bagi saya untuk menguraikan segala pikiran dan perasaan yang terpendam dan menulis menjadi jawabannya.
Saya perhatikan tulisan harian saya dari masa sekolah-kuliah-menikah-bekerja dan sampai saat ini, terbaiknya ada pada saat kuliah, saya sempat heran dan bertanya bukankah dengan bertambah umur maka pengalaman, kematangan jiwa dan rohani saya juga bertambah dan hal tersebut akan berpengaruh ke tulisan saya. Seharusnya begitu tapi saya menemukan jawaban lain ketika masa kuliah keseharian dan kehidupan saya adalah belajar. Bacaan, lingkungan, kegiatan semuanya menunjang proses belajar tersebut sehingga pikiran dan jiwa saya memang terpusat untuk itu maka saya bisa menulis dengan spontan, lancar dan bebas. Mungkin itu sebuah proses saya percaya semakin saya sering mencoba dan latihan maka menulis akan menjadi sebuah kebutuhan. Satu yang akan tetap saya pegang dalam menulis yaitu menulis dengan hati karena sampainya pun pada hati pula. Ciaooooo ˆ⌣ˆ
Powered by Telkomsel BlackBerry®