Kamis, 01 Juli 2010

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin by Tere Liye



Hidup harus menerima................penerimaan yang indah
Hidup harus mengerti.................pengertian yang benar
Hidup harus memahami..............pemahaman yang tulus
Seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang
Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan

Novel terbaru Tere-Liye bercerita tentang cinta dan (tetap berhubungan dengan) anak-anak. Buku-buku Tere Liye yang ada hampir dipastikan semua bercerita tentang anak-anak (Hapalan Sholat Delisa, Semoga Bunda Di Sayang Allah, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Pukat, Burlian, Senja Bersama Rosie), dengan menulis tentang kisah anak-anak yang jujur,harapan,cita-cita dan keceriaan, saya melihat ada pesan bahwa ajarkan terus anak-anak dengan nilai yang baik karena kelak merekalah yang akan mewarnai dunia.

Di dalam buku ini ada tokoh anak-anak yang bernama Tania dan Dede yang berlatar seorang anak jalanan yang miskin yang kemudian hidup mereka berubah dengan bantuan seorang "malaikat" bernama Danar. Konflik cerita timbul setelah Tania menjadi dewasa, cantik, berprestasi dan sukses yang ternyata menyukai "malaikat"nya semenjak ia masih berkepang dua. Sang kak Danar pun sebenarnya mencintai tania tapi ia tetap memutuskan menikahi pacarnya Ratna walaupun hal tersebut menyakiti hatinya.

Buku ini hampir mirip dengan karangan buku TL "Senja Bersama Rosie (SBR)" yang sejujurnya saya ga suka dengan karakter tokohnya, di dalam cerita tersebut ada cinta yang terpendam dan tak terkatakan selama bertahun-tahun. Sebagai seorang yang berprinsip cinta itu harus diusahakan dan dinyatakan :), saya jadi gregetan membacanya (padahal itu mah hak asasi pengarang yah :)), tapi karena karakter itu diulang lagi dalam beberapa buku saya jadi protes walaupun ada happy ending nya (mungkin kalau mengikuti kemauan saya buku ini malah ga laris he he he). Saya takut dengan akibatnya (emang ada?) bagi yang ngefans dan pembaca setia buku TL, mereka sudah disuguhi cerita tentang anak-anak yang ceria, penuh mimpi dan berjuang mewujudkan mimpi tersebut tetapi kenapa dalam hal percintaan ada karakter yang menggambarkan cinta itu tidak harus memiliki, tidak berusaha dan hanya diam mengalah. Mungkin hanya penulisnya lah yang bisa memjawab, sedangkan bagi saya kalau saya ingin cerita seperti itu yah bikin aja sendiri, gitu aja kok repot :P, tapi serius buku ini tetap membuat saya membaca sambil menitikkan air mata :(, bagoooossss.

Senin, 28 Juni 2010

Aku Akan Tetap Menunggu

Aku akan tetap menunggu
Menunggu dalam setiap desah doa
Menunggu dengan segala usaha yang kubisa
Menunggu di sela-sela tangisan yang datang
Menunggu dengan ketakutan yang menghampiri


Akan akan tetap menunggu
Walaupun air mata ini kering
Badan ini tak berdaya
Sakit terus mendera
Aku akan tetap menunggu


Selama raga ini masih bernafas
Aku akan tetap menunggu
Walaupun itu hanya sebuah keajaiban

Minggu, 27 Juni 2010

Hari ini, besok, lusa dan selamanya engkau akan tetap berbahagia, Insya Allah.....

Hari ini, besok, lusa dan selamanya engkau akan tetap berbahagia
Jika engkau tetap memupuk cintamu kepada Nya dan kepada belahan jiwamu
Jadikan pernikahan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah
Jadikan syukur ketika engkau berbahagia atas apa yang diberikanya padamu
Jadikan sabar sebagai perhiasanmu yang akan membuatmu cantik dimatanya terutama di hadapan Allah
Obati hatinya ketika luka dan sedih dengan cinta
Turutlah bahagia ketika dia senang
Saling mencintailah karena Allah
Setiap orang mempunyai kekurangan masing-masing
Tapi berusahalah menyempurnakannya dengan ketaqwaan dan cinta
Hingga di akhirat nanti dengan izin Allah engkau dan dia bisa bertemu untuk saling mencintai bukan saling bermusuhan
*buat temanku susi anggraini yang tanggal 25 Juni 2010 menerima janji pangerannya untuk hidup bersama, yang Insya Allah selamanya, Aminn*