Selasa, 22 Januari 2013

Memaknai Musibah Banjir

Bulan Januari ini minggu ke-3 rencana nya akan ada arisan keluarga di puncak. Yang terima arisan saya, jadi saya bertugas untuk menyiapkan makan siang. Persiapan dan perlengkapan untuk acara di puncak disiapkan lebih kurang sebulan. Mulai dari logistik, acara, transportasi dan sebagainya. 

Seminggu sebelum acara ketika semua persiapan sudah oke banjir melanda Jakarta dan beberapa anggota arisan terkena banjir, maka diputuskan untuk menunda acara. So.. jika Allah belum berkehendak maka acara yang sudah siap pun menjadi tertunda. Makanya jangan lupa ucapkan Insya Allah terhadap janji dan rencana *catatan buat diri sendiri :) *

Mungkin banyak juga yang mengalami seperti yang saya alami, apalagi kalau baca berita di koran kerugian akibat banjir ini bermilyar-milyar per hari. Yang rumahnya kebanjiran saja pasti banyak kegiatan yang terganggu. 

Ada hikmah dari setiap kejadian. Bencana yang menurut kita buruk, bisa jadi baik menurut Allah. Semakin menguatkan iman kita bahwa ada yang lebih kuasa yaitu Allah yang menciptakan dunia dan isinya. Musibah ini juga menegur kita tentang kepedulian terhadap alam dan semakin menguatkan solidaritas terhadap yang terkena bencana.

Selalu ada pesan spritual dalam setiap kejadian. Semoga kita tidak lupa untuk berdoa memohon perlindungan, dijauhi dari segala musibah dan meminta berkah terhadap apa yang kita laksanakan. Jika banjir ini membuat berkah dan bertambah rezeki yang kita dapat. Hanya Tuhan yang tau.

Ya Rabb berilah Ridha dan berkah terhadap apa yang kami lakukan dan arahkan setiap apa yang kami lakukan untuk kebaikan dan manfaat untuk dunia dan seisinya. Aamiin



Banjir 2013

Di bulan Januari 2013
Tanggal 17 air bagaikan lautan di Jakarta dan sekitarnya


Buang sampah sembarangan masih menjadi kebiasaan
Bangunan semakin banyak
Tanaman dan perpohonan semakin sedikit

Setiap musim kering kita sering lupa
Persiapan untuk musim hujan

Banjir lima tahun seakan menjadi kebiasaan
Bukankah waktu lima tahun waktu yang cukup lama untuk membenahi

Kota gemerlap yang banyak memberikan kenikmatan dan kenyamanan
Suatu saat akan capek menanggung beban

Jangan sampai kita hanya bisa mengumpat tanpa mengucapkan terima kasih
Jangan sampai kita lupa memelihara

Cukup banyak kenikmatan yang telah kita terima
Saatnya kita kini lebih memahami dan memelihara alam

Mari kita ciptakan lingkungan yang seimbang
Hidup bukan hanya untuk saat ini
Tegakah kita memberikan warisan alam yang sudah hancur lembur kepada generasi selanjutnya??





HabibieAinun


Bagi saya buku dan filmya HabibieAinun bukan hanya sekedar cerita tentang kesetiaan seorang suami terhadap istrinya, tapi cerita tentang membangun cinta selama pernikahan. Kenapa membangun? karena pernikahan itu pasti ada pasang surut, sedih, galau dan kebahagiaan. Jika tidak selalu dibangun mesti sulit untuk mempertahankannya. Yang lebih istimewanya Habibie tetap merasakan kebesaran cinta walaupun istrinya telah wafat.

Habibie sama seperti pasangan umumnya, diawal baru memulai karier keadaan ekonomi yang serba ngepas, waktu untuk keluarga yang harus terbagi. Disini peran istri sangat penting untuk mensuport, membuat rasa tenang dan nyaman bahwa keluarga dalam keadaan all is well.

Biasanya orang yang berada di puncak godaanya juga sangat kuat, apalagi kalau punya segalanya. Habibie dalam keadaan bagaimanapun tetap cinta dan sayang dengan istri dan keluarganya. Pondasi terbesar untuk ini pastinya iman dan cinta yang kuat.

Mari kita belajar dari pasangan ini, tidak hanya soal rumah tangga tapi juga cinta tanah air. Betapa besar karya Habibie untuk Indonesia walaupun saat ini impian dan rencana itu hancur karena sebab politis. Tapi mau berkorban itu yang menjadi pointnya.

Saya percaya banyak HabibieAinun lain di luar sana, karena kita bisa belajar dari generasi dahulu terutama agama yang menganjarkan tentang cinta karena Allah. Kelak bangsa ini akan semakin kokoh dan lebih baik karena rumah tangga tiap keluarganya juga kuat. Aamiin.