"Di setiap kejadian pasti ada pelajaran"
Beruntunglah bagi orang-orang yang mau berpikir dan merenung dalam setiap kejadian yang dialaminya. Buku ini bercerita tentang kejadian sehari-hari yang pernah dialami penulis dan dimuat di note fb saat penulis berada di Mekkah. Karena di tulis di kota Mekkah yang penuh rindu dan cinta mungkin menjadi alasan judul buku ini hehe ini sih tebakan sok tau saya aja sih :)).
Dengan latar belakang keluarga santri, buku ini banyak bercerita bagaimana pendidikan dan kehidupan pesantren. Buku yang terdiri dari 16 judul momen yang bercerita mengenai berbagai macam kisah yang dialami penulis, ada tawa, sahdu, motivasi dan ilmu dalam setiap moment.
Ada satu kisah di buku ini yang lekat di ingatan saya dan membuat saya berurai air mata yaitu "Kang siang malam". Kisah seorang santri miskin (ayahanda penulis) yang sangking miskinnya pernah di panggil "pencuri" gara-gara tiap malam dia ke dapur mencari sisa sisa kerak nasi untuk dikumpulkan dan dimakan dan mengganjal perutnya yang sejak pagi tak diisi. Di balik kemiskinannya dia mempunyai ketabahan dan semangat mencari ilmu hingga takdir membawanya belajar sampai ke kota Mekkah dan kini menjadi ulama yang menebarkan ilmu kepada santri-santrinya. Cerita ini membuktikan orang yang sabar, baik dan lurus hatinya, Allah akan memberikan kemudahan dan hadiah yang terindah dalam kehidupannya.
Di buku ini saya juga banyak belajar agama karena penulis juga memberi ulasan bagaimana suatu kejadian yang di alaminya di lihat dari kacamata agama. Dalam tulisan momen "Membenahi sholat kita" saya kembali diingatkan untuk memperbaiki sholat karena sering kali sholat yang dilaksanakan hanya menjadi momentum penguggur kewajiban, kadang suka lupa, ngelamun dan banyak lintasan pikiran yang bersliweran di saat sholat (pengakuan :( )
Pengalaman penulis dalam memulai dunia kepenulisan memberi motivasi bahwa sarana bukan segalanya, buku ini menjadi bukti, dengan menulis di Hp buku yang penuh hikmah ini berhasil di buat. Yang penting kemauan dan pembuktian.
Akhir kata buku ini membuat saya bermuhasabah, banyak hal-hal yang harus saya perbaiki dalam kehidupan saya baik untuk agama maupun dunia. Semoga tidak hanya berhenti menjadi renungan tetapi juga bergerak ke perubahan. Yang pasti, sungguh berat pertanggung jawaban orang yang telah mengerti ilmu tetapi tidak melaksanakannya di bandingkan dengan orang yang tidak mengetahui.
Di buku ini saya juga banyak belajar agama karena penulis juga memberi ulasan bagaimana suatu kejadian yang di alaminya di lihat dari kacamata agama. Dalam tulisan momen "Membenahi sholat kita" saya kembali diingatkan untuk memperbaiki sholat karena sering kali sholat yang dilaksanakan hanya menjadi momentum penguggur kewajiban, kadang suka lupa, ngelamun dan banyak lintasan pikiran yang bersliweran di saat sholat (pengakuan :( )
Pengalaman penulis dalam memulai dunia kepenulisan memberi motivasi bahwa sarana bukan segalanya, buku ini menjadi bukti, dengan menulis di Hp buku yang penuh hikmah ini berhasil di buat. Yang penting kemauan dan pembuktian.
Akhir kata buku ini membuat saya bermuhasabah, banyak hal-hal yang harus saya perbaiki dalam kehidupan saya baik untuk agama maupun dunia. Semoga tidak hanya berhenti menjadi renungan tetapi juga bergerak ke perubahan. Yang pasti, sungguh berat pertanggung jawaban orang yang telah mengerti ilmu tetapi tidak melaksanakannya di bandingkan dengan orang yang tidak mengetahui.