Akhir-akhir ini isi blog saya banyak tentang catatan kajian muslimah. Insya Allah niatnya bukan mau pamer ilmu atau mengumumkan saya sering pergi kajian, No big no yaa, hanya ingin merapikan catatan dan sharing. Biasanya pas kajian saya nulisnya sembarangan aja alias ga rapi dan teratur, nahh mumpung di rumah punya waktu catatan tersebut saya rapikan lagi sama seperti zaman sekolah dulu suka merapikan catatan sambil membaca kembali pelajarannya.
Sepertinya taklim sama aja seperti belajar di sekolah khan? Kenapa tempatnya di blog ini, yaa karena saya merasa nyaman lagian internet dan blog lebih sering saya baca daripada buku catatan yang nanti cuman tersimpan di rak buku : ).
Saya jadi pengen cerita bagaimana perjalanan panjang saya yang tak pernah selesai dalam mencari ilmu agama ini yang sampai sekarang masih tetap merasa kurang dan butuh belajar.
Saya baru benar-benar sadar kurang ilmu agama sewaktu saya kuliah, saya kuliah di universitas Islam yang cukup ternama di Yogya dan teman-teman saya banyak lulusan pesantren, kurikulum kuliah saya juga 50 persen di campur dengan ilmu agama. Saya dulu belajar ilmu agama hanya di madrasah sewaktu SD jadi bayangkan aja ilmunya seberapa.
Sering ngobrol dengan teman-teman alumni pesantren membuat saya tergaga-gaga, kok ini pada pinter-pinter yaaa, mulai dari situ saya merasa sangat kurang dan saya harus lebih banyak mencari ilmu agama, maka mulailah perjalanan dan pencarian saya mencari ilmu. Jangan di bayangkan saya terus menerus dengan semangat belajar agamanya. Kadang saya masih banyak main, urusan sana sini, kalau iman sedang naik baru saya belajar kalau lagi malas banyak main sama teman-teman : (
Sewaktu kuliah saya banyak belajar dari mesjid terutama mesjid syuhada Yogyakarta, setiap ada pengajian kalau ada kesempatan saya mengikutinya. Saya juga menambah ilmu dengan banyak membaca buku-buku agama. Ilmu yang saya dapat baru sedikit hingga setelah lulus saya masih merasa ilmu agama saya belum kokoh untuk menjalani hidup.
Setelah lulus dan bekerja mulai agenda ikut kegiatan pengajian hilang dari kegiatan saya. Kenikmatan dunia membuat saya lalai. Setiap hari libur biasanya diisi dengan istrirahat dan acara keluarga. Ada rasa yang hilang dalam jiwa tapi tetap saya tulis dalam agenda saya agar kembali kepada kegiatan taklim.
Setelah tidak menjadi pegawai kantoran dan bekerja sendiri, saya mempunyai waktu luang yang lebih banyak, hati saya mulai risau, di mana taklim rutin yang bisa saya datangi. Saya terus mencari-cari karena saya sangat butuh untuk belajar. Kadang saya malu terhadap Allah dan agama saya, karena saya belum mencintainya secara utuh. Akhirnya saya mengikuti halaqoh mingguan dan saya merasa sangat bahagia ketemu teman-teman yang sholiha yang sering mengingatkan dalam kebaikan. Setelah lama ikut, qadarullah taklim ini harus berhenti karena ustadzahnya ada halangan dan saya di janjikan akan diikutkan pada kelompok lain. Kembali lagi saya libur ikut kajian. Akhirnya untuk mengisi kekosongan saya tetap banyak membaca buku-buku agama.
Saya sering merenung umur saya yang bertambah dan kematian yang semakin dekat, ujian hidup yang silih berganti, nikmat dunia yang tak terhingga membuat saya terus gelisah karena saya belum siap menghadapi semua itu. Saya memohon kepada Allah di tunjukkan dan dimudahkan di jalan kebaikan
Alhamdulillah seperti yang pernah saya ceritakan sekarang setahun lebih saya rutin lagi belajar dengan mengadakan kelas tahsin serta ikut kajian muslimah. Apa yang saya rasakan sekarang? Hanya syukur Alhamdulillah yang terucap karena sekarang untuk belajar banyak sekali media yang menyediakan sarana, tapi saya tetap was-was semoga saya tidak futur dan tetap istiqomah. Saya masih belum bisa full melaksanakan apa yang saya ketahui, misalkan saya mengetahui ibadah-ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah tetapi saya belum maksimal melaksanakannya. Semoga Allah membantu saya agar sungguh-sungguh dan istiqomah. Berharap rahmat dan ridho Allah mengiringinya.
Saya berharap ilmu saya yang masih sedikit ini menjadi bagian dari jalan kebaikan, bermanfaat buat orang lain dan kelak nanti di akhirat menjadi pemberat amal kebaikan saya. Sungguh tiada yang paling menyenangkan ketika merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam Islam, mencintai Allah dan RasulNya.