" Ummat lebih menunggu yang mau bersatu ketimbang yang selalu berseteru. Ummat tak suka kita berbantah bantahan demi menunjukkan siapa yang lebih tahu. Tapi ummat menunggu apa yang bisa kita berikan kepada mereka agar mereka lebih berilmu. Kau tutupi kelemahanku dengan kelemahanmu dan kutambah kelebihanmu dengan senyumanku"
(Felix Y Siaw )
"Yang mempelangikan perbedaan pemahaman menjadi lapis-lapis keberkahan adalah adab. Bahwa sudah selaiknya ilmu mengangkat adab diri ke ufuk tinggi. Lalu mempertautkan jiwa-jiwa mereka dalam kerendahan.Betapun ada perbedaan yang tiada dapat dipaksa untuk satu hati"
(Salim A Fillah)
Bagi saya ini buku penting di zaman sosial media yang mana semua orang bebas berbagi dan komentar. Tidak ada lagi filter apakah berita itu benar atau tidak komentar tersebut baik atau tidak
Saya mengalami sendiri di beberapa group sebuah perbedaan pemahaman bagaikan sebuah bara api yang berkobar kobar. Apa salah seseorang itu mempunyai pemahaman yang berbeda? Selama ada alasan atau dalil nya ya silahkan aja. Dalam bidang agama selama dalam perbedaan khilafiyah ya oke oke saja, kecuali dalam ranah tauhid. Tidak ada toleransi.
Perbedaaan harakah tidak menjadikan umat islam bermusuhan. Perbedaan harakah tidak menjadikan yang satu lebih benar dari yang lain. Perbedaan harakah tidak memudahkan kafir bagi yang lain. Perbedaan harakah seharusnya membuat umat lebih bersatu dan lebih banyak mengali ilmu betapa luas pemahaman islam dalam memandang sebuah persoalan. Perbedaan harakah membuat umat mempunyai banyak alternatif lewat jalan dakwah mana mereka berada. Bukankah surga tidak ada label untuk jamaah tertentu yang ada pintu surga banyak jalan dari berbagai macam pintu amalan.
Mungkin bagi sebagian orang tidak sepakat dengan hal tersebut. Bagi saya tidak masalah selama tetap saling menghargai. Sebenarnya bagus jika kita memiliki prinsip yang menurut kita baik lalu kita genggam erat lalu kita laksanakan.
Semoga dengan jalan dakwah yang berliku ini lahir kekuatan umat muslim dengan perasaan bahwa selama Allah dan Rasul yang menjadi pegangan hidup siap melakukan banyak kebaikan hingga hasilnya bukan berupa buih di lautan tapi sebuah ombak yang mempunyai kekuatan yang melahirkan perubahan yang lebih baik sebagaimana yang Allah perintahkan.