Jumat, 16 Maret 2018

Kegagalan Yang Hakiki

Kegagalan yang hakiki itu...
Bukan karena saya tidak berhasil meraih karier yang bagus
Dan juga bukan karena tidak memperoleh materi yang banyak.
Maupun kegagalan lain yang berhubungan dengan pencapaian dunia.

Tapi.....
Kegagalan yang hakiki itu...
Ketika saya dan keluarga baru mengetahui ada orang yang kami sayangi "jatuh dan jauh"

Bagaimana tidak disebut kegagalan ??
Ketika kita berusaha menjaga diri, keluarga , kerabat, lingkungan, teman untuk berjamaah dalam kebaikan ternyata ada yang luput dan itu dari keluarga terdekat sendiri.

Ya Rabb...
Mungkin ada yang salah dalam doa kami selama ini
Mungkin kurang ikhlas, khusuk ataupun masih terselip riya'

Ya Rabb...
Mungkin ada yang kurang dalam dakwah kami selama ini, kadang terlalu memperhatikan lingkungan dan tetangga dengan taklim-taklim yang kami adakan.
Kami lupa ada yang lebih penting untuk belajar bersama yaitu keluarga besar yang masih mempunyai hubungan darah.

Ya Rabb...
Mungkin ada yang salah dalam waktu dan perhatian kami selama ini. Memperhatikan yang jauh tapi lalai dengan memperhatikan orang yang terdekat di hati kami.

Ya Rabb...
Kecewa ini tidak akan bisa mengobati luka
Air mata ini tidak bisa menyelesaikan masalah.

Hanya bisa memohon ampun pada Mu
Memohon ridho,rahmat dan hidayah  Mu
Agar hati dan jiwa kami yang penuh dosa bisa Engkau ampuni.

Saat ini satu-satunya jalan hanya bertobat, mendekat, mendekat dan mendekat kepada Mu.

Banyak pe er setelah ini bagaimana caranya agar seluruh keluarga mencintai dan bersemangat belajar ilmu agama kemudian menerapkannya dalam kehidupan serta banyak berkumpul dengan orang yang shaleh, hingga tujuan hidup itu bersama sehidup sesurga.

Semoga setelah kegagalan hakikiki ini kami dapat memperoleh kebahagian yang paling kami dambakan berkumpul bersama di dalam surga yang tertinggi, tanpa hisab dan tanpa azab.
Aamiin Ya Allah...
Biidznillah... Insya Allah

Rabu, 14 Maret 2018

Selagi Masih Sehat Lakukan Kebaikan Sekarang Juga

Sudah hampir dua bulan ini saya dan keluarga memantau seorang kerabat yang sedang sakit dan sekarang di rawat di ICU.

Ada moment percakapan sebelum beliau masuk rumah sakit yang tidak bisa saya lupakan, terkenang kenang terus apalagi saat membezuk.

Pada tanggal satu Januari kami mengunjungi beliau saat itu kondisi memang sudah sakit tapi belum di rawat di rumah sakit dan aktivitas masih seperti biasa.
Beliau bercerita tentang kegiatannya saat ini setelah pensiun. Beliau seorang dr spesialis, dari ceritanya setelah pensiun dia tidak lagi bekerja untuk ikatan dinas tapi tetap berpraktek di RS swasta.

"Sekarang rasanya enak fokus pada ibadah biasanya kalau dengar adzan cuek aja tapi sekarang kalau dengar adzan langsung sholat. Kepingin umroh dan haji lagi, Alhamdulillah udah daftar, tahun ini berangkat. Sekarang juga lagi semangat penggalangan dana untuk pembangunan mesjid dan sudah di mulai pembangunannya"

Percakapan itu rasanya biasa saja saat itu, tapi sekarang bikin saya merenung. Setelah percakapan tersebut beberapa hari kemudian beliau pingsan, masuk rumah sakit, operasi kepala, sehat beberapa hari setelah operasi, kemudian koma dan masuk icu berminggu-minggu sampai sekarang.

Apa yang membuat saya kepikiran?
Waktu, ya waktu sehat yang sangat berharga dan arti sebuah hidayah.

Disaat sedang bersemangat memulai dekat dengan Allah, qadarallah sakit datang. Dan Alhamdulillah hidayah itu datang sebelum sakit menyerang. Bagaimana jika masih asyik dengan dunia, betapa menyesal nya tidak sempat memperbaiki ibadah.

Itu yang menjadi pikiran dan pengingat diri ini, bahwa selagi sehat lakukan banyak kebaikan. Dekati Allah dengan cara apapun sesuai kesanggupan . Banyak banyak berdoa agar Allah mudahkan beribadah dan di beri hidayah sebelum detak jantung ini berhenti.

Biidznillah Ya Rabb...
Hamba memohon padamu.

Minggu, 11 Maret 2018

K E C E W A


10 Maret 2018

Hanya ada air mata dan

lara di hati

Mendengar kabar buruk tersebut

Astagfirullah
Astagfirullah
Astagfirullah...


*Sengaja nulis ini sebagai pengingat bahwa kita (saya dan keluarga) pernah kecewa yang sangat mendalam tapi di balik itu semua banyak hikmah yang bisa diambil*