Dalam rentang waktu yang berbeda, saya membaca 3 buku yang menarik perhatian saya. Setelah selesai membaca dan merenungkannya, hhmmm seperti menemukan satu prinsip yang sama walaupun buku tersebut temanya sangat jauh berbeda.
Sempat bertanya dalam hati, kok bisa ya buku yang satu dengan yang lain seperti saling terkoneksi walaupun yang di bahas jauh berbeda dan waktunya juga jauh.
Pertama, buku kembali ke titik nol, tentang tobat dari hutang riba karangan Saptuari. Buku itu banyak berkisah tentang pengalaman orang-orang yang jatuh karena terjebak hutang riba, bagaimana hancurnya kehidupan mereka karena terlilit hutang riba. Kemudian cerita bagaimana mereka semua bisa bangkit kembali dan sukses setelah meninggalkan riba.
Kedua, buku merapikan rumah ala Marie Kondo. Ternyata beres-beres rumah pun ada ilmunya dan bisa di jadikan pekerjaan profesional.
Ketiga, buku mengenai zero waste, bagaimana hidup selaras dengan alam, mengurangi sampah dan tidak merusak alam dengan sampah-sampah yang tidak bisa di daur ulang.
Nah keliatan khan ketiga buku tersebut temanya jauh berbeda? trus kenapa saya bilang ke tiga buku tersebut saling terkoneksi?
Tema boleh berbeda tetapi pemahaman yang disampaikan semua nya sama, hidup sederhana.
Buku tentang tobat riba, memberi solusi bagaimana cara agar terhindar dari jerat hutang riba, ya dengan cara tidak berhutang. Hidup saja sesuai kemampuan, klo memang sanggup nya pergi naik kendaraan umum, ya udah lakoni saja dulu, ga usah sampai maksain diri berhutang untuk beli mobil. Tentunya sambil tetap ikhtiar untuk punya mobil.
Buku tentang konmari, memberi cara agar rumah bisa beres dan rapi ala konmari prinsip pertama yang di lakukan terhadap barang yang kita punya adalah membuang atau memberikan barang yang tidak atau jarang kita pakai kepada orang lain dan hanya menyimpan barang yang membawa kebahagian. Prinsipnya jangan suka menumpuk barang di rumah, beli hanya barang yang di perlukan, dengan kata lain hidup minimalis.
Buku tentang zero waste, menuntun bagaimana cara meminalisir sampah dalam hidup sehari hari. Memakai barang-barang yang berkelanjutan bukan yang sekali pakai , misalnya membawa botol minum dan tempat makan. Kalaupun ada sampah di manfaatkan lagi agar tetap berguna seperti sampah organik menjadi kompos, sampah plastik menjadi bahan kerajinan tangan.
Bagi saya ke 3 prinsip buku tersebut sama, yaitu hidup sederhana.
Dan yang lebih penting lagi jauh sebelum ke tiga buku ini ada, Allah telah mengatur mengenai life style hidup sederhana ini di dalam Al-Qur'an .
Surat At Taubah ayat 35 ;
(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam Neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
Surat Al-Baqarah: 195
Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Alhamdulillah Alla kuli hall atas pengalaman membaca ini. Bersyukur banget dapat pemahaman seperti ini dan lagi-lagi membuktikan kesempurnaan kalam Allah.
Mau ngeles seperti apalagi, sudah cukup bukti bahwa Alquran sebagai penuntun hidup, apapun itu masalahnya.
Semoga ilmu ini tidak hanya menjadi sekedar wawasan tapi di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting lagi harus istiqomah. Biidznillah.