Kamis, 29 November 2018

Masya Allah, 15 tahun sudah terlewati

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah
Ga tau mau bilang apa lagi, hanya bisa bersyukur, atas nikmat Allah selama 15 tahun pernikahan ini.

Malu klo mau cerita kekurangan apa yang belum kami raih, karena nikmat Allah sangat tak terhitung.

Rabb...jadikan akhirat dan surga tujuan hidup kami
Berkahi segala proses yang kami jalani
Jadikan kami orang yang bertaqwa

Bahagia bisa berada sampai di titik ini
15 tahun penuh cinta diantara suka dan duka.

Selasa, 16 Oktober 2018

WorkShop Pencatat Syariah

Sudah hampir dua tahun ini saya berusaha menyelesaikan membaca dan  memahami isi buku ustad Erwandi, mengenai Harta Haram Muamalat Kontemporer.
Rasanya kok bingung dan terlalu banyak istilahnya.

Emang sih, untuk bisa mengerti fiqih muamallah perlu belajar ilmu bahasa arab dan ilmu syariah, tapi jika tidak punya latar belakang ilmu tersebut bukan menjadi alasan dan penghalang untuk tidak belajar mengenai akad muamalah ini, semoga bisa sambil jalan untuk bisa belajar ilmu dasar tersebut.

Untuk profesi notaris sebagai pencatat akad tentu berhubungan dengan bank, untuk bank konvensional permasalahan sudah selesai tidak ada toleransi karena ada riba di dalamnya. Untuk bank syariah ada catatan agar sesuai dengan syariah. Catatan ini masih menjadi peer banget untuk di pelajari.

Pada saat tanya jawab, ada seorang notaris senior menanyakan, dia sudah hijrah dari bank konvensional karena tau ada riba, kemudian ia masuk ke bank syariah kemudian hijrah lagi karena ternyata ada beberapa yang tidak sesuai syariat, pertanyaannya : "apa solusinya untuk keadaan seperti ini, apakah ada lembaga yang benar-benar murni syariah untuk dia bisa bekerjasama membuat akad disana"?

Jawaban ustad Erwandi cukup membuat saya merenung, ia mengatakan "jika tidak ada lembaga kenapa tidak dibuat, jika bank syariah itu tidak sesuai kenapa tidak di beri masukan bagaimana yang seharusnya, mungkin jika seorang notaris yang bicara tidak akan di dengar tapi jika kaum muslimin banyak yang sudah mengetahui atau belajar fiqih muamalah dan notaris juga belajar dan kemudian memberi masukan kepada masyarakat tentu bank akan menyesuaikan karena tujuan mereka semata mata untuk mencari dana.

Nah disini pointnya, belajar dan berdakwah.

Saya pikir ini benar banget jika kita pasrah dan hanya sekedar tau riba itu haram dan tidak belajar apa dan bagaimana nya , padahal aplikasi dalam praktek riba itu banyak jenisnya.
Tapi jika semua sama-sama mau belajar dan berdakwah, bank - bank yang ada di Indonesia ini akan menyesuaikan dengan keinginan masyarakat dan pihak terkait lainnya.

Workshop ini memang belum detail menjelaskan teknis seperti apa akad syariah itu, tetapi ustad Erwandi membuka pandangan para notaris agar mereka mau belajar seperti apa muamalah syariah itu. Jika mereka sudah mengerti dasarnya tentu gampang mengaplikasinya di draf akta notaris .

Yang penting pegang prinsip dalam muamalah seperti yang diatur dalam syariah, apapun bentuk muamalah diperbolehkan kecuali ada syariat yang melarangnya.

Closing yang mengharukan pada saat salah seorang notaris bertanya, "ustad bagaimana dosa yang telah kami perbuat sebelum kami mengetahui dengan adanya riba ini"?

Ustad Erwandi mengatakan, Allah itu maha pengasih dan penyayang, sayangnya Allah lebih dari seorang ibu yang menyusukan anaknya. Pada zaman dahulu ada seorang yang telah membunuh 100 org lebih dan kemudian ia bertobat, dan Allah menerima tobatnya. Bayangkan betapa besar dosanya di bandingkan anda para notaris yang telah membuat akta riba karena tidak tau. Bersyukurlah Allah telah memilih anda semua yang hadir disini , Allah beri rahmat dan kasih sayang nya untuk mau belajar.  Yang penting sekarang terus belajar mencari ilmu karena hakekat hijrah itu terus mencari ilmu. Tidak rugi belajar ilmu muamalah itu jika tidak bermanfaat untuk anda sehari-hari, anda berpahala karena telah mempelajari ilmu syariat Allah.

Alhamdulillah Allah kulli hall, bersyukur hadir di majelis ilmu ini , semoga ilmu yang di dapat menjadi amal kebaikan dunia dan akhirat, barakallah fiik.

Selasa, 09 Oktober 2018

3 Buku Yang Saling terkoneksi

Dalam rentang waktu yang berbeda, saya membaca 3 buku yang menarik perhatian saya. Setelah selesai membaca dan merenungkannya, hhmmm seperti menemukan satu prinsip yang sama walaupun buku tersebut temanya sangat jauh berbeda. 

Sempat bertanya dalam hati, kok bisa ya buku yang satu dengan yang lain seperti saling terkoneksi walaupun yang di bahas jauh berbeda dan waktunya juga jauh.

Pertama, buku kembali ke titik nol, tentang tobat dari hutang riba karangan Saptuari. Buku itu banyak berkisah tentang pengalaman orang-orang yang jatuh karena terjebak hutang riba, bagaimana hancurnya kehidupan mereka karena terlilit hutang riba. Kemudian cerita bagaimana mereka semua bisa bangkit kembali dan sukses setelah meninggalkan riba.

Kedua, buku merapikan rumah ala Marie Kondo. Ternyata beres-beres rumah pun ada ilmunya dan bisa di jadikan pekerjaan profesional.

Ketiga, buku mengenai zero waste, bagaimana hidup selaras dengan alam, mengurangi sampah dan tidak merusak alam dengan sampah-sampah yang tidak bisa di daur ulang.

Nah keliatan khan ketiga buku tersebut temanya jauh berbeda? trus kenapa saya bilang ke tiga buku tersebut saling terkoneksi?

Tema boleh berbeda tetapi pemahaman yang disampaikan semua nya sama, hidup sederhana.

Buku tentang tobat riba, memberi solusi bagaimana cara agar terhindar dari jerat hutang riba, ya dengan cara tidak berhutang.  Hidup saja sesuai kemampuan, klo memang sanggup nya pergi naik kendaraan umum, ya udah lakoni saja dulu, ga usah sampai maksain diri berhutang untuk beli mobil. Tentunya sambil tetap ikhtiar untuk punya mobil.

Buku tentang konmari, memberi cara agar rumah bisa beres dan rapi ala konmari prinsip pertama yang di lakukan terhadap barang yang kita punya adalah membuang atau memberikan barang yang tidak atau jarang kita pakai kepada orang lain dan hanya menyimpan barang yang membawa kebahagian. Prinsipnya jangan suka menumpuk barang di rumah, beli hanya barang yang di perlukan, dengan kata lain hidup minimalis.

Buku tentang zero waste, menuntun bagaimana cara meminalisir sampah dalam hidup sehari hari. Memakai barang-barang yang berkelanjutan bukan yang sekali pakai , misalnya membawa botol minum dan tempat makan. Kalaupun ada sampah di manfaatkan lagi agar tetap berguna seperti sampah organik menjadi kompos, sampah plastik menjadi bahan kerajinan tangan.

Bagi saya ke 3 prinsip buku tersebut sama, yaitu hidup sederhana. 

Dan yang lebih penting lagi jauh sebelum ke tiga buku ini ada, Allah telah mengatur mengenai life style hidup sederhana ini di dalam Al-Qur'an .

Surat At Taubah ayat 35 ;

(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam Neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."


Surat Al-Baqarah: 195

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.


Alhamdulillah Alla kuli hall atas pengalaman membaca ini. Bersyukur banget dapat pemahaman seperti ini dan lagi-lagi membuktikan kesempurnaan kalam Allah. 

Mau ngeles seperti apalagi, sudah cukup bukti bahwa Alquran sebagai penuntun hidup, apapun itu masalahnya.

Semoga ilmu ini tidak hanya menjadi sekedar wawasan tapi di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting lagi harus istiqomah. Biidznillah.