Kamis, 10 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 10

Dulu klo ada yang tanya hoby ku mesti tak jawab baca sambil tidur2an.
Menulis belum termasuk hoby.

Kenal dunia menulis itu saat kuliah, ketika ikut kegiatan organisasi LPM (Lembaga Pers Mahasiswa).
Yang bikin suka waktu pertama kali ikut training Patihan Dasar Pers Mahasiswa. Presentasi materinya bagus sambil cerita pengalaman menulis dan ngasih semangat klo menulis itu gampang. Untuk orang yang suka baca modal nulis itu 75% sudah dimiiki karena bahan udah ada tinggal nulis aja.

Masih ingat tempat acara waktu itu di wisma kaliurang dan dianjurkan membawa mesin tik bagi yang punya. Tugas pada saat sesi terakhir disuruh buat tulisan berapa halaman dengan mesin tik. Saat itu antara bingung dan pusing. Ga pernah pakai mesin tik, nulis juga belum pernah eh ini di kasih tugas yang wajib di kumpul. Jadilah begadang semalaman untuk bikin tugas tersebut. Walaupun selesai tapi hasilnya terpaksa, banyak membuang kertas, bikin buang bikin buang gitu aja sampai pagi.

Jadi disitulah cerita awal jatuh cinta sama kegiatan menulis. Awalnya sulit tapi penasaran, begitu selesai jadi senang. 
Mungkin efek membaca juga, semakin banyak membaca rasanya kepala ini penuh dan ingin sekali membuang pikiran dan gagasan tersebut. Ternyata menulis jawabannya.

Bersyukur Yogya banyak sekali kegiatan training atau belajar menulis. Jadinya gampang klo mau belajar. Dan dari sini pula mengenal istilah "mengikat makna" yag di gagasi oleh alm pak hernowo.

Walaupun belum mempunyai karya sebuah buku tapi hoby ini sangat membantu menghadapi permasalahan hidup secara psikis. Setiap ada masalah atau emosi, berusaha menyalurkannya lewat tulisan, apa yang dirasa ditulis, kemudian setelah berapa lama ketika melihat tulisan itu lagi sering bikin ketawa dan senyum sambil bilang, " duhh gini amat ya waktu ada masalah, kok lebay" jadinya tahu cara berpikir dulu dan sekarang, ketika emosi dan tenang, jadi bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.

Zaman kuliah juga rajin bikin jurnal, kegiatan tiap hari ditulis, apa yang di rasa hari itu juga di tulis,serta dapat pelajaran apa saat itu. Seru klo membaca ulang jurnal2 tersebut, seperti menonton film terbayang apa yang dulu dilakukan sehari hari.

Sempat ketika lulus S1, ingin jadi jurnalis, ngelamar di koran Bernas Yogya, dapat jawaban positif tapi harus menyertakan surat izin ortu, disitu mundur karena saat itu ada kasus terbunuhnya wartawan, maklum mentalnya masih cemen.

Jadi buat mahasiswa, rajin2 eksplore kegiatan apa yang kamu suka, dulu apa aja kegiatan yang kliatan menarik aku ikutin aja walaupun nanti pada akhirnya berhenti di tengah jalan karena ga cocok, entah berapa macam kegiatan yang diikuti baik yg di lingkungan kampus maupun yang di luar. Nanti ada saatnya klo udah lulus yang dipikirkan bukan lagi belajar cari pengalaman tapi bagaimana caranya dapat cuan.

Rabu, 09 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 9

Sonopakis lor ds ix no 158

Alamat yang masih kuhapal

Walaupun jauhnya pol

Yang kata temanku "rumahmu kok ndesit banget" 😂

Tapi nyaman dan tenang

Dulu rasanya sepi dan jauh

Sekarang jangan ditanya, udah serasa di tengah kota 😀

Dulu

Setiap pagi ada rombongan sapi yang lewat

Jalan dikit banyak sawah yang masih terhampar

Subuh2 sudah banyak yang jual gudeg enak

Di tengah sawah dekat kampung sebelah ada simbok penjual jamu yang fresh dan enak banget

Sekarang

Semuanya sudah berubah

Banyak bangunan baru, rumah yang bagus, jalan yang makin ramai

Yang dulu dibilang ndesit sekarang jadi kutho

Sedangkan aku apa ya yang berubah?

25 tahun berlalu

Rasanya masih gitu2 aja

Tetap manis

Dan masih suka nangis 😀

Selasa, 08 Oktober 2019

Yogyakarta Bercerita - Hari ke 8


"Yogya itu terdiri dari rindu, pulang dan angkringan " (Jopkin)

Banyak yang jatuh hati tapi
Tapi aku menanggapinya tidak dengan hati

Banyak yang meminta
Tapi aku tidak memberi janji

Perasaanku seperti apa?
Suka bukan cinta

Susah untuk menghidupkan perasaan
Jika tidak dari hati

Lama mencari dan bertanya
Hingga pada akhirnya rasa itu muncul
Disaat dan di waktu yang tepat

Berterima kasih kepada orang2 yang pernah meminta hatiku
Dari kalian aku belajar banyak
Ketegasan soal hati itu penting
Ojo sungkanan
Maaf jika banyak merepotkan

Jka hati mempunyai banyak tempat
Tentu mudah untuk memutuskan
Sayang tidak ada dua cinta dalam satu hati 😊

Teruntuk dua teman dekat yang telah berpulang
Kita belum pernah bertemu lagi setelah lulus
Akupun belum sempat meminta maaf atas semua yang telah terjadi
Hanya doa sebagai penebus rasa bersalah
Semoga kita bisa bertemu lagi dengan perasaan yang sama
Bahagia dan tersenyum menertawakan masa lalu