Kita lanjut dari postingan sebelumnya ya, Aneurisma, Jangan Sampai Pecah.
Sewaktu Adilla istri Bekti posting buka donasi untuk suaminya dihari ke 4 di rawat di RS, banyak komentar netizen, ada komentar positif ada juga yang mempertanyakan. Bisa dimaklumi karena klo cuman koment khan gratis coba klo bayar, lain ceritanya 😄
Lagi2 cerita ini berdasarkan pengalamanku sebagai pendamping dan yang merawat mama dalam menjalani sakit aneurisma, apabila ada yang salah istilah medis nya boleh dikoreksi 🙏
Sewaktu operasi selesai dan mbak dari alat kesehatan mengatakan kepadaku untuk nanti tidak kaget atas kenaikan biaya yang berkali lipat, aku sempat koment, mbak please jangan banyak2 donk naiknya. Di jawab mbaknya saya ga punya kebijakan untuk menentukan ini semua wewenang RS.
Sebelumnya kita sempat ngobrol tentang alat2 kesehatan, dan ternyata sekarang tekhnologi itu sudah sangat wow, canggih dalam bidang kesehatan. Seperti coiling ini merupakan intervensi dsa yang memakai alat, lalu aku dilihatkan sama mbaknya ada lagi alat, apabila ada orang terkena stroke kemudian ke RS sebelum satu jam dan diintervensi memakai alat dsa dengan memasukan alat yang berbentuk jaring2 untuk memperbaiki saraf yang rusak. Jadi waktu itu aku diliatin gambar syaraf orang yang terkena stroke, lalu alat itu dimasukan ke dalam kepala sifatnya seperti spons untuk menyerap sumbatan2 yang ada di kepala, sayang namanya aku lupa sangat canggih dan itu dilakukan hanya berapa menit dan keliatan hasil scan syaraf sebelum dan sesudah diintervensi dengan alat itu. Recovery pun cepat bahkan dari catatan mereka ada yang bisa langsung pulang esoknya tanpa efek dari stroke nya.
Pertanyaan pertama setelah mbaknya cerita tentu saja biaya nya berapa tuh, disebutlah angka ratusan juta. Langsung kaget, kebayang jika ada kejadian masuk RS mendadak karena serangan stroke kemudian mau langsung tindakan seperti itu dalam hitungan berapa menit menyediakan uang cash ratusan juta tentu berat bagi rakyat jelata yang bukan termasuk golongan sultan.
Jadi aku sangat mengerti ke kalutan istri Bekti dalam menghadapi tagihan perawatan suaminya. Apalagi RS tempat di rawatnya terkenal dengan biaya tinggi.
Bagaimana dengan BPJS.
Sorry to say, BPJS tidak bisa mencover tindakan intervensi dsa ini.
Waktu memutuskan untuk operasi coiling aku udah mencari info ke BPJS dan beberapa RS apakah bisa menggunakan BPJS. Ternyata yang dicover hanya operasi besar pembedahan dalam keadaan darurat misalkan datang ke RS sudah dalam keadaan pecah pembuluh darah.
Mama mempunyai BPJS dan aktif dalam membayar tagihan setiap bulan. Selama ini mama sakit untuk kontrol dll semua memakai dana pribadi. Kenapa?
Mama fisiknya udah lemah sedangkan untuk memakai BPJS harus melewati prosedur antrian yang cukup lama, ini yang tidak bisa dilakukan mama. Jadi selama ini kami mengeluarkan dana pribadi karena kondisi mama yang tidak memungkinkan.
Kira2 habis berapa untuk coiling ini? Tergantung dari kondisi pasien, semakin besar ukuran Aneurisma semakin besar juga biaya karena alat yang di gunakan semakin banyak. Mungkin hitungan kasarnya seharga satu mobil.
Terbukti ya klo mencegah itu lebih murah daripada mengobati. Tapi apabila sudah menjaga dengan pola hidup sehat tetap kena juga itu ya namanya qadarullah.
Menurut keterangan dokter penyebab aneurisma ini bisa bermacam2, pada umumnya karena hipertensi tapi bisa juga karena foktor bawaan, sejak lahir pembuluh darah lemah dan membengkak. Ada kasus di RS ini ada anak kecil belum sekolah terkena aneurisma.
Sekarang banyak di kampanyekan untuk orang usia 40 tahun ke atas atau orang yang beresiko walau belum umur 40 untuk skrining otak. Tapi dengan adanya kasus Bekti ini umur 40 tidak lagi menjadi patokan boleh2 saja umur 30 untuk skrining otak. Untuk skring awal bisa mri dan mra brain.
Setelah mengetahui kecanggihan alat2 kesehatan masa kini, saya merasa untuk masa depan dokter itu seperti pekerja seni, seni memadukan perkembangan tekhnologi dengan ilmu teoritis kesehatan.
Tapi tentu saja karena yang di hadapi manusia banyak kemungkinan2 yang terjadi dan tetap mengenai hasil hanya tawakal kepada Allah.
Semoga cerita aneurisma ini bermanfaat, tadinya hanya untuk berbagi kisah dan rasa karena melihat berita yang lagi heboh, semoga ada hikmah dan keterangan yang bisa diambil manfaatnya. Biidznillah.