Untuk keluarga seorang Asn memang rasanya ga patut jika pamer harta karena orang juga tau gaji dan tunjangan seorang pegawai negeri sipil itu berapa.
Jika memang dia seorang pengusaha dan duitnya halal, orang akan terus mengejar apakah modalnya termasuk pencucian uang apalagi untuk yang bekerja di bidang yang bersentuhan dengan penerimaan uang masyarakat.
Saya jadi teringat dulu sewaktu saya memutuskan untuk menikah dengan calon suami yang pekerjaannya seorang Asn saya ditanya oleh keluarga, apa saya siap dengan hidup seperti layaknya seorang istri Asn, gaji yang terbatas dan terukur serta waktu yang tidak bisa di pakai suka-suka. Latar belakang keluarga saya adalah wiraswasta, kami pernah hidup mapan dan juga pernah jatuh. Saya terbiasa di beri uang berlebih apalagi untuk pendidikan dan buku, sangat bebas mau berapa aja. Untuk waktu juga kami sering liburan bareng keluarga.
Awalnya saya menganggap pertanyaan itu biasa aja tapi keluarga terus bertanya agar saya berpikir matang jangan sampai sikap saya nanti tidak mencerminkan sebagai seorang istri abdi negara.
Sampai-sampai ada saudara mencontohkan, jika keluarga yang non ASN dalam membeli barang misalkan piring dia akan langsung beli satu set atau satu lusin. Beda jika dia istri Asn tidak bisa beli langsung semuanya karena keterbatasan uang, belinya dengan mencicil, bulan ini mungkin dua buah, bukan depan beli lagi atau bulan berikutnya. Saya hanya ketawa sewaktu di ceritain begitu. Memang waktu itu saya tidak memikirkan sampai segitunya. Saya pikir ya sudahlah klo uang gajinya cuman 200 ya hidup dengan uang sebanyak itu ternyata yang ditakutkan keluarga pengaruh orang luar itu sangat besar, bisa jadi di tengah jalan saya pengen hal lebih karena melihat kehidupan orang lain. Setelah menikah baru saya mengerti apa yang di khawatirkan keluarga dan saya bersyukur diingatkan di awal hingga saya tau bagaimana menjaga keluarga saya.
Buat yang sudah punya usaha mapan kenapa tidak fokus kepada usahanya saja dan berhenti menjadi ASN, klo udah murni swasta mau pamer seperti apapun ya terserah aja, masyarakat tidak akan mempertanyakan.
Saya tau orang yang paling rese posting tentang pamer ini dari dahulu kala adalah Tere Liye dan setiap dia posting ulang artikel itu banyak sekali yang menghujat. Saya sendiri merasa cocok dengan apa yang disampaikan Tere Liye ngapain juga kita sering posting kita ada dimana, kita punya apa, apa untungnya buat orang lain yang melihat. Cuman tiap orang khan mempunyai kebahagiaan yang beda, mungkin itu jadi ajang ekspresi dia dan itu bikin dia bahagia, bagi saya why not, terserah aja.
Jika dia bukan istri Asn, didapat dari uang yang halal, ya udah ga apa2, woles aja.
Saya percaya jika istri bisa menjaga kehidupan keluarganya di jalan yang lurus walaupun sulit dan godaan banyak, berkahnya akan terasa lebih nikmat dan tahan lama.
Bismillah, yuk bisa.