أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Membaca taawudz didalam sholat sebelum membaca Alfatiha dibaca dengan sirr atau pelan. Diluar sholat kita baca dengan mengeraskan maka membacanya juga dengan suara yang keras.
Memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk agar ia tidak membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku.
Atau menghalangiku untuk mengerjakan apa yang telah Dia perintahkan dan menyuruhku mengerjakan apa yang Dia larang, karena tidak ada yang mampu mencegah godaan syaitan itu kecuali Allah.
Arti kata syaitan dalam bahasa arab berasal dari kata shatan yang artinya jauh, sifatnya jauh dari kebaikan.Jika berhadapan dengan manusia Allah selalu mengatakan balaslah perbuatan buruk dengan kebaikan, berilah maaf, tetapi jika berhadapan dengan setan Allah tidak menyuruh kita untuk menghadapinya sendiri tapi mintalah pertolongan kepada Allah.
Makna yang kedua artinya selalu bersama yang kita mintai pertolongan dan tidak mau pisah atau menjauh.
Analogi imam Ibnu Qayyim, seorang anak yang mau di ganggu orang lain tentu ia akan berlari kencang menuju ayahnya. Begitu melihat ayahnya larinya semakin kencang, begitu sampai dekat ayahnya ia akan memeluk dengan erat dan ia akan berada di belakangnya.
Begitulah seharusnya keadaan seorang hamba dengan RabbNya, jika mau di jaga Allah, lari mendekat kepada Allah, jika jauh lari lagi mendekat, dan itulah syarat di tolong oleh Allah.
Mengapa kita sebelum membaca Alquran atau ketika sholat membaca ta’awudz padahal kita hendak beribadah. Karena setan sangat tidak suka melihat manusia berbuat baik beda dengan jika kita melakukan maksiat effort nya setan biasa saja.Tapi kenapa ketika kita sudah membaca ta’awudz kita masih tidak khusuk ketika membaca Alquran? Yang salah bukan ta’awudznya tapi diri kita yang salah karena Allah mengabulkan doa orang yang yakin akan dikabulkan doanya dan orang yang tidak lalai.
Muhasabah diri kita, apakah hati kita sudah dekat dengan Allah atau masih lalai.Jika mau di jaga oleh Allah maka mendekat, mendekat dan mendekat kepada Allah.
Membaca ta’awudz bukan tentang meminta perlindungan secara lisan saja tapi juga dengan hati dan pembuktian.
Sumber : Kajian ustad Nuzul Zikri