"Untuk Dunia Yang Lebih Baik, Orang Baik Harus Lebih Banyak Menulis dan Berkarya"
(Asma Nadia)
Lagi baca twitter ada pengumuman @asmanadia mau ngadain workshop menulis. Kesempatan nih buat belajar banyak dari penulis idola. Soal karya mbak Asma udah ga diragukan lagi, dari masa kuliah sering banget baca cerpen, novel dan cerbernya. Mulai dari yang hahahihi sampai yang serius.
Worshopnya dibagi dua sesi selama 2 hari, ada yang fiksi dan non fiksi. Karena niat mau ikut keduanya, saya daftar buat dua hari, investasinya Rp 500.000,-, kalau mau ikut workshop yang sehari juga boleh, investasinya Rp 300.000,- itu semua udah harga promo saudara-saudara ;).
Hari pertama tentang penulisan fiksi, yang bawaian materi pak Isa Alamsah (suami mba Asma) dan mba Asma Nadia tentunya. Kirain bakal bete dari pagi sampai sore ehh ga taunya emang iya hihi ga ding, beneran. Waktu jadi ga berasa, selain bawain acaranya asyik ternyata pak Isa dan mba Asma orangnya lucu juga, jadinya serius tapi santai.
Materi fiksi lebih banyak prakteknya jadi bukan hanya teori aja. Sangat berbeda rasanya jika hanya baca teori tapi tidak praktek. Bagi saya nulis fiksi itu susah, karena terbiasa nulis di blog yang non fiksi seperti resensi, laporan, cerita pengalaman dll. Waktu disuruh bikin opening fiksi mengenai cerpen yang akan kita buat, sempat tergagap-gagap, bingung mau nulis apa. Tapi namanya juga pelatihan yah ini saatnya berlatih dan belajar.
Kesimpulannya nih apa-apa saja yang kita perlukan untuk menulis fiksi diantaranya ; ide, setting/latar, penokohan/karakter, sudut pandang, alur (plot) dan peristiwa (konflik), ending. Yukkss praktek bikin cerpennya, khan udah tau apa aja yang harus ada di sebuah cerpen (ngomong ke diri sendiri).
Sesi yang menarik waktu ada koreksian mba Asma terhadap tulisan para peserta. Mba Asma bilang, penulis pemula sering mengalami serangan kata yang sama seperti kata aku, saya atau kamu, wahhh guwe bangett (setelah melihat isi blog di rumah).
Hari ke-2 Workshop tentang non fiksi bikin saya tambah semangat. Terus terang terang terus (ehh kayak iklan) bagi saya lebih gampang menulis non fiksi. Tapi seperti kata pak Isa, menulis itu adalah ketrampilan yang bisa dipelajari, asal kita punya kemauan untuk berusaha dan belajar, yakin bisa, sipp dehh.
Materi yang dibawain pak Isa bikin saya fokus mendengar karena sebagai wartawan pasti yang disampaikan pengalaman-pengalamannya selama ini. Untuk non fiksi walaupun kita tidak bisa nulis tapi kita bisa menerbitkan buku lho. Wahh, how? Ikutan workshopnya aja yah hihihi *senyum manis*
Yang penting setelah dari acara ini, saya harus langsung dan secepatnya berkarya dan bikin buku, seperti kata mba Asma " Satu buku sebelum mati? Insya Allah bisa"